Banyuwangi (Antara Jatim) - Lima kabupaten menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Kabupaten Banyuwangi, Jawa timur untuk mengadopsi dan mengembangkan program-program yang telah berhasil diterapkan di wilayah paling timur Pulau Jawa itu.

Pejabat dari lima kabupaten, yakni Serang (Banten), Sukoharjo (Jateng), Bantul (DI Yogyakarta), Jembrana (Bali), dan Kediri (Jatim) itu melaksanakan penandatanganan kerja sama di Banyuwangi, Rabu.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan sejumlah program yang dikerjasamakan itu, antara lain "e-village budgeting", "e-monitoring system", "e-audit", program kependudukan "Lahir Procot Pulang Bawa Akta", pengembangan pariwisata, dan perbaikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (SAKIP).

"Banyuwangi adalah kabupaten pertama dan satu-satunya di Indonesia yang mendapat nilai SAKIP A atau tertinggi," ucapnya.

Ia mengatakan, pihaknya berterima kasih atas kepercayaan sejumlah kabupaten terhadap program-program yang diterapkan oleh Banyuwangi. Sebelum ini, juga ada sejumlah kabupaten lain yang telah meneken kerja sama serupa.

"Tentu ini iklim kerja sama yang bagus. Kita semua saling belajar dan berbagi pengalaman demi kemajuan bersama. Tak ada lagi ego. Tak ada lagi bicara ini kabupaten saya, itu kabupaten Anda, tapi kita berbagi bagaimana mengaplikasikan yang baik di satu daerah ke daerah yang lain," tutur Anas.

Banyuwangi, kata Anas, juga terinspirasi dengan program-program daerah lain tersebut yang akan dijajaki untuk diterapkan di kabupaten yang terletak di kabupaten berjudul "The Sunrise van Java" itu.

"Ini memang eranya kolaborasi, sudah tidak zamannya kompetisi. Apa yang baik di daerah lain ya kita minta izin untuk diaplikasikan di Banyuwangi," ujar Anas.

Sebenarnya, kata dia, MoU ini hanya aspek formalnya. Secara informal ada sejumlah daerah lain yang hanya bicara lewat WhatsApp dengan Anas untuk mengembangkan program-program di Banyuwangi.

"Misalnya, program Siswa Asuh Sebaya (SAS) dan e-village budgeting, ya kami langsung kirim keterangan dan sistemnya ke daerah tersebut," tambah Anas.

Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah mengatakan kedatangannya untuk mengadopsi program pengembangan pariwisata, pendidikan, dan kesehatan. Sebelumnya, tim Pemkab Serang telah ke Banyuwangi untuk melihat langsung program-program yang ada.

"Kerja sama ini agar kita sama-sama berkembang untuk meningkatkan pelayanan," kata Tatu.

Menurut Tatu, secara garis besar, salah satu keunggulan Banyuwangi adalah penguatan internal birokrasi. Tidak ada ego sektoral antar-SKPD (satuan kerja perangkat daerah).

"Hampir semua daerah masalahnya adalah ego sektoral. Itu sulit dihilangkan. Di Banyuwangi itu terkikis karena satu program dikeroyok bareng semua SKPD, jadi semua bekerja sama," imbuh Tatu.

Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya menambahkan program yang akan diadopsi dari Banyuwangi adalah e-village budgeting dan e-planning. "Kami juga melakukan studi tiru bagaimana Banyuwangi berhasil meningkatkan akuntabilitas sehingga meraih SAKIP A dari Kementerian PAN-RB," kata Wardoyo.

Bupati Wardoyo datang ke Banyuwangi atas saran Kementerian PAN-RB. "Kami berharap dengan MoU ini kami bisa bekerja lebih baik lagi," tukasnya.(*)

Pewarta: Masuki M. Astro

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017