Madiun (Antara Jatim) - Produksi padi di Kabupaten Madiun, Jawa Timur pada tahun 2016 tercatat oleh Dinas Ketahanan Pangan setempat mencapai 568.714,57 ton dengan luasan area tanam 82.185 hektare.
     
"Capaian produksi padi di Kabupaten Madiun yang mencapai 568.714,57 ton tersebut tergolong surplus," ujar Bupati Madiun Muhtarom kepada wartawan, Jumat.
     
Menurut dia, produksi padi di Kabupaten Madiun setiap tahunnya selalu mengalami surplus. Adapun pada tahun 2016, produksi padi di wilayah setempat ditargetkan mencapai 500.000 ton lebih. 
     
Bupati menilai surplus produksi padi tersebut merupakan salah satu bentuk kontribusi petani di wilayah Kabupaten Madiun kepada pemerintah dalam hal mendukung penyediaan stok pangan nasional.
     
Adapun, produksi padi yang melimpah tersebut dapat tercapai menyusul adanya sejumlah faktor pendukung. Di antaranya bantuan dari pemerintah pusat, provinsi, dan juga pemerintah daerah setempat terkait sarana dan prasarana di bindang pertanian. Baik, sarana infrastruktur maupun sarana produksi pertanian, seperti benih, pupuk, dan obat hama.
     
Selain itu, juga didukung oleh inovasi yang dilakukan oleh petugas penyuluh pertanian dan petani setempat dalam mengembangkan sistem tanam padi. Di antaranya dengan menggunakan sistem tanam sebar, sistem salin ibu, dan lainnya, disamping tetap menggunakan cara tradisional.
     
Dengan inovasi tersebut, terbukti mampu meningkatkan hasil panen petani Kabupaten Madiun. Bahkan kemarin, Bupati Madiun beserta pejabat terkait melakukan panen raya padi dengan sistem tanam sebar di wikayah Desa Palur, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun.
     
Meski tergolong hasil panen bagus, pihaknya meminta petani tetap mewaspadai cuaca atau iklim ekstrem yang saat ini sedang melanda. Sebab, cuaca ekstrem tersebut dapat berimbas pada meningkatnya serangan hama dan bencana alam yang dapat menyebabkan gagal panen.
     
Cuaca ekstrem yang tidak menentu pada awal tahun 2017 dapat merangsang hama untuk berkembang lebih pesat. Musim peralihan atau pancaroba merupakan masa yang paling disukai hama. 
     
Selain mengandalkan pestisida, petani juga diimbau menerapkan sistem organisme pengendali hama. Yakni menggunakan metode membasmi hama dengan musuh alami.
     
Petani juga bisa mengganti padi yang ditanam dengan varietas lain yang jauh lebih tahan hama. Seperti mengganti varietas Ciherang dengan Inpari. Hal antisipasi semacam itu bertujuan untuk menjaga produksi padi yang dihasilkan di Kabupaten Madiun tetap maksimal. (*)

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017