Malang, (Antara Jatim) - Polres Kota Malang menyiapkan 15 hingga 20 kendaraan untuk mengantisipasi adanya penumpang "keleleran" karena ribuan unit sopir angkutan kota (angkot) di kota itu berencana menggelar unjuk rasa di Balai Kota Malang, Senin (6/3).
    
Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Polres Kota Malang, Jawa Timur, Kompol Dodot Dwianto, di Malang, Minggu mengatakan pihaknya akan menyiapkan tiga truk dan bus yang dimiliki Polresta Malang untuk membantu mengantar penumpang yang telantar. Kendaraan yang siap mengantar penumpang tersebut gratis.
    
"Tidak hanya kendaraan dari Polresta yang akan kami fungsikan, tetapi juga kendaraan milik Pemkot Malang akan kami minta untuk membantu. Selain itu, juga masih ada kendaraan lain dari TNI dan Satpol PP yang juga bisa dimanfaatkan sesuai kebutuhan," katanya.
    
Untuk mendeteksi titik mana saja yang terdapat penumpukan atau penumpang telantar, Dodot mengaku telah memerintahkan anggota untuk memantau titik-titik keramaian yang diperkirakan akan banyak penumpang pengguna jasa angkot seperti di stasiun, terminal maupun alun-alun.
    
Ia mengatakan pihaknya nanti akan memantau terlebih dahulu mana saja yang banyak terdapat penumpang dan tidak terangkut. "Nantinya akan kami antar sesuai dengan jalur angkutan. Jadi sudah kami bagi ada yang ke arah Sukun, Blimbing, dan  Lowokwaru," urainya.
    
Menyinggung anak-anak sekolah yang harus berangkat pagi, Dodot meminta mereka tidak khawatir karena para sopir angkot sudah memastikan aksi mereka akan dilakukan setelah mengantar anak-anak sekolah sesuai tujuannya.
    
Ribuan sopir Angkot se-Malang Raya berencana menggelar unjuk rasa di depan Balai Kota Malang, Senin (6/3). Mereka menolak kehadiran angkutan berbasis "online" atau dalam jaringan, seperti Gojek, Grab, Uber dan lain-lain, karena keberadaan transportasi online ini dinilai mematikan mata pencaharian mereka.
    
Mereka juga menuntut kejelasan pemerintah dalam mengeluarkan peraturan terkait keberadaan angkutan online tersebut. "Kami akan tunggu sampai keputusan keluar. Jika tak kunjung keluar, kami akan tetap menunggu sampai kebijakan itu keluar, meski kami harus menunggu hingga beberapa hari ke depan," kata Solihin, salah seorang sopir angkot jalur Arjosari-Dinoyo-Landungsari (ADL). (*)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017