Magetan (Antara Jatim) - Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Magetan, Jawa Timur, mengimbau warga yang tinggal di wilayah lereng Gunung Lawu untuk mewaspadai bencana tanah longsor yang rawan terjadi seiring masih tingginya curah hujan hingga beberapa hari ke depan.
     
"Curah hujan yang tinggi selama beberapa hari terakhir telah membuat titik longsor semakin meluas di lereng Gunung Lawu," ujar Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Magetan, Fery Yoga Saputra kepada wartawan di Magetan, Selasa.
     
Data BPBD setempat mencatat, dalam sehari, sedikitnya terjadi bencana tanah longsor di tiga titik lokasi berbeda di lereng Lawu. 
     
Yakni, di Desa Joketro, kecamatan Parang, longsor menimpa rumah dan pemilik rumahnya hingga mengalami luka patah tulang tangan. Kemudian di Desa Cileng, Kecamatan Poncol, terjadi tebing longsor yang menutup akses jalan antardesa.
     
"Longsor yang ketiga terjadi di Desa Bulugunung, Kecamatan Plaosan, yang juga menutup akses jalan desa," kata dia.
     
Untuk itu, pihaknya meminta warga yang tinggal di daerah lereng Gunung Lawu yang sangat rawan longsor, agar waspada jika hujan deras mengguyur kawasan setempat. 
     
"Kami juga mengimbau warga di daerah rawan longsor untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman apabila terjadi hujan deras maupun keretakan tebing yang ditakutkan akan terjadi longsor," katanya.
     
Diprediksi bencana longsor masih dapat terjadi lagi seiring tingginya curah hujan menyusul status siaga bencana yang ditetapkan oleh BPBD Provinsi Jawa Timur hingga Maret 2017.
     
BPBD setempat memetakan, wilayah rawan longsor di Magetan terdapat di lima kecamatan di lereng Gunung Lawu. Yakni Kecamatan Plaosan, Poncol, Parang, Panekan, dan Sidorejo 
     
Tidak hanya tanah longsor, potensi banjir dan angin puting beliung juga perlu diwaspadai. Adapun wilayah Magetan yang rawan banjir terdapat di Kecamatan Kartoharjo dan Barat, sedang puting beliung hampir merata di 18 kecamatan yang ada. Terlebih di Kecamatan Sukomoro, Takeran, Magetan, dan Maospati. (*)

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017