Tulungagung (Antara Jatim) - Seorang pelaku usaha mikro kecil dan menengah di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mengembangkan produk kuliner telor asin asap yang dianggap lebih gurih dan tahan lama untuk konsumsi lauk makanan maupun oleh-oleh.

"Ini merupakan produk varian baru yang akhir-akhir ini banyak diminati konsumen," kata pelaku industri rumahan telor asin asap Nita Kurniasari ditemui di rumahnya di Desa Ngunggahan, Kecamatan Bandung, Kabupaten Tulungagung, Senin.

Ia menuturkan, usaha telor asin asap telah dirintisnya sejak dua tahun terakhir, setelah secara tidak sengaja menemukan varian produk olahan telor bebek asin di wilayah Tegal, Jawa Tengah.

Mengaku terinspirasi dengan cara pengolahan dan kualitas rasa telor asin yang dibakar dengan teknik pengasapan tersebut, Nita yang di rumahnya juga mengembangkan peternakan bebek hingga ribuan ekor lalu menirunya secara bertahap.

Tak hanya belajar langsung ke sentra pengolahan telor asin di Tegal, Nita juga mencari aneka referensi teknik pengolahan telor asin bakar/asap di internet.

Hasilnya, Nita mengaku mendapat formula ideal membuat dan mengolah telor asin asap dengan kualitas rasa mumpuni, gurih dan tahan lama.

"Saat ini, permintaan telor asin asap terus meningkat. Namun karena keterbatasan tenaga dan kemampuan produksi, sehari kami hanya bisa memasok kebutuhan pasar rata-rata 300 butir," tuturnya.

Nita mengatakan, produksi telor asin asap yang kini mulai dilirik konsumen sebagai salah satu ikon kuliner khas Tulungagung itu belum banyak melibatkan tenaga kerja.
    
"Karena pembuatannya memerlukan perlakuan yang khusus sehingga saya belum berani melibatkan banyak pekerja. Pernah satu waktu menerima pesanan untuk cinderamata atau oleh-oleh acara hajatan pernikahan dalam jumlah banyak, namun karena sebagian dikerjakan orang lain (pekerja), ternyata banyak yang rusak," tuturnya.
    
Menurut Nita, tahapan paling sulit dilakukan dan memerlukan kehati-hatian ekstra saat pengerjaan dalam pembuatan telor asin asap adalah saat pengasapan dan pelumuran telur dengan serbuk bata merah yang telah dicampur dengan garam.

"Dua tahapan ini sensitif karena jika menanganinya tidak hati-hati dan tidak telaten berisiko retak, pecah, olesan tidak merata sehingga berdampak ke rasa dan hasil yang tidak bagus," ucapnya.

Nita sempat mempraktikkan proses pembuatan teloir asin asap versinya. Pertama ia menyeleksi telor bebek yang akan diasinkan dengan teropong sederhana pada objek telor yang didekatkan pada lampu.

Setelah dinilai kondisi bagus, puluhan telor bebek lalu dibungkus serbuk batu bata atau bata merah yang telah dicampur dengan garam dapurt beryodium sesuai selera, dan dikeringkan hingga sekitar 10 hari.

"Setelah proses pemeraman cukup kemudian balutan serbuk yang menempel pada telor dicuci bersih lalu dikukus hingga matang. Setelah itu proses akhir dilakukan pengasapan pada kotak lemari sejenis oven yang diasapi menggunakan bara batok kelapa dan dibiarkan antara 5-8 jam," paparnya.

Telor asin asap produksi Nita dijual dalam kemasan kotak isi empat butir dengan harga Rp12 ribu untuk ukuran medium, dan Rp14 ribu untuk ukuran super.

Usaha telor asin asap Nita saat ini telah dilirik Disperindag Tulungagung sebagai salah satu produk UMKM unggulan dan mulai banyak ditemukan di sejumlah toko waralaba setempat.(*) 
Video oleh: Destyan S

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017