Kopi, pasti sudah tidak asing lagi. Sebab, kopi sudah menjadi komoditas masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Indonesia bahkan merupakan salah satu penghasil kopi yang dikenal dunia karena memiliki produk beraneka cita rasa, seperti kopi dari Gayo, Lampung, Jawa, Bali, Toraja, Papua dan lainnya. Masing-masing bercita rasa khas.

Beberapa tahun terakhir ini, kopi menjadi lebih dikenal. Penikmat kopi tampaknya sedang "booming" di kalangan anak muda. Kafe-kafe baru bermunculan dan semua menyediakan kopi sebagai suguhan utama. Dari sekian varian kopi yang sudah mendunia, green coffee  muncul sebagai varian baru.  Kopi ini konon mempunyai kadar antioksidan tinggi dan bisa sebagai alternatif diet bagi perempuan.
     
Green coffee ini tidak hanya bisa dinikmati sebagai kopi seduhan, tetapi juga telah diekstraksi dan dibentuk sebagai suplemen. Suplemen green coffee ini membantu menurunkan berat badan lebih cepat dalam dosis yang lebih tinggi.

Salah satu resto yang menyediakan green coffee ini adalah Republik Telo yang berlokasi di daerah perbatasan Kabupaten Malang dan Pasuruan. Republik Telo ini tidak hanya menyediakan kopi hijau seduhan dengan cara unik, tetapi juga suplemen yang diyakini mampu melunturkan lemak. Bahkan, bagi kaum perempuan sebagai pelangsing.
       
Selain itu, green coffee juga berfungsi untuk detoksifikasi secara alami, menurunkan tekanan darah, meningkatkan metabolisme, serta membantu melembabkan kulit melalui asam lemak dan ester yang terdapat pada kopi hijau. Kedua kandungan tersebut mencakup arachidonic asam, asam oleat, dan asam linoleat, yang semuanya baik untuk menjaga kulit agar tidak mudah kendur, dan cepat kering.
      
Green Coffee atau kopi hijau adalah sebutan untuk biji kopi muda yang tidak melalui proses pemanggangan. Sebab, proses pemanggangan akan menurunkan kadar sejumlah senyawa baik dalam kopi, termasuk chlorogenic acid.
      
Senyawa ini dikenal sangat baik untuk membantu membakar lemak, meningkatkan pembentukan energi, dan mengatasi beragam masalah kesehatan terkait lemak dan kolesterol. Contohnya, penyumbatan pembuluh darah dan jantung.
      
Berbeda dengan green coffee yang diproduksi di sejumlah daerah, bahkan negara, green coffee yang diproduksi Republik Telo Lawang ini memiliki keunikan karena setelah diseduh warna kopinya tetap hijau. Sedangkan lainnya berubah menjadi kehitaman atau coklat tua.
     
Untuk mendapatkan aroma dan rasa yang nikmat khas kopi, Resto Republik Telo tersebut menyarankan tidak menggunakan gula. Hanya saja, untuk memenuhi selera konsumen, resto itu tetap menyediakan aneka gula, yakni gula merah, gula pasir dan gula batu.
     
Selain itu, penyajian green coffee tersebut juga unik, karena tidak menggunakan gelas atau cangkir pada umumnya. Namun, sejenis teko kecil yang dilengkapi dengan penyaring kopi, sehingga kopi yang diminum konsumen bebas dari ampas.
     
Green coffee konon tidak hanya bermanfaat untuk melunturkan lemak, tapi masih banyak manfaat lainnya, di antaranya mengatasi tekanan darah tinggi dengan membantu mengangkat endapan lemak dan kerak kolesterol pada pembuluh darah, sehingga pembuluh darah akan lebih bersih dan sirkulasi darah jadi lancar.
      
Selain itu, menghambat proses penyerapan karbohidrat dari dalam tubuh. meningkatkan pembakaran lemak dalam tubuh,  mampu menstimulasi detak jantung dan mendorong sirkulasi darah, serta menarik darah lebih banyak masuk ke otak dan memberi efek mengaktifkan sistem impuls sel saraf pusat dalam otak.
      
Untuk bisa menikmati kopi hijau ini, kita tidak perlu merogoh kocek cukup dalam, hanya dengan Rp25 ribu, kita bisa mendapatkan segelas (ukuran besar) kopi hijau di Resto Republik Telo lengkap dengan gula pilihan konsumen.
      
Aroma dan kenikmatan kopi hijau ini juga bisa dinikmati di rumah dengan membeli paket sachet seharga Rp250 ribu untuk ukuran 250 gram.
      
Green Coffee tidak dianjurkan untuk ibu hamil, penderita jantung, diabetes, maag dan  keluhan-keluhan yang sensitif terhadap cafein.(*)






Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017