Bojonegoro (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, tetap mewaspadai banjir bandang dibandingkan luapan Bengawan Solo, karena curah hujan selama Februari-Maret diperkirakan masih tinggi.
"Banjir yang kemungkinan masih terjadi di daerah kami yaitu banjir bandang, bukan luapan Bengawan Solo, karena curah hujan masih tinggi," kata Kepala BPBD Bojonegoro Andik Sudjarwo, Selasa.
Ia mengatakan curah hujan yang terjadi sekarang ini mulai terjadi penurunan, dibandingkan sebelumnya.
Tetapi, lanjut dia, kondisi tanah di daerahnya sekarang ini sudah jenuh air, maka kalau sekali terjadi hujan deras terutama di wilayah selatan berpotensi terjadi banjir bandang.
"Kalau Bengawan Solo masih menimbulkan banjir tidak akan terlalu besar," ucapnya.
Oleh karena itu, ia meminta masyarakat juga mewaspadai kalau di daerahnya terjadi hujan deras, karena peluang banjir bandang bisa terjadi.
"BPBD belum menurunkan status siaga dalam menghadapi ancaman banjir baik banjir bandang juga banjir luapan Bengawan Solo," tandasnya.
Ia menyebutkan sungai di daerahnya yang berpotensi menimbulkan banjir bandang, antara lain, Kali Pacal di Kecamatan Temayang, dan Kali Semar Mendhem di Baureno, selain Kali Kening dari Tuban.
"Ketinggian air Bengawan Solo di hilir Jawa Timur, sekarang ini aman jauh di bawah siaga banjir," ucap seorang petugas Posko Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro Budi Hendro menambahkan.
Namun, menurut dia, curah hujan tinggi yang terjadi sehari lalu di Kecamatan Temayang dan Sukosewu dengan durasi lama, mengakibatkan genangan banjir di sejumlah desa di Kecamatan Sukosewu.
"Genangan banjir yang terjadi karena Kali Pacal dan Kali Ganggang tidak mampu menampung air hujan sehingga meluap menggenangi sejumlah desa di Kecamatan Sukosewu," jelas dia.
Camat Sukosewu, Bojonegoro Hariyanto menambahkan genangan banjir di wilayahnya hanya merendam jalan poros kecamatan dan jalan poros desa , selain juga areal tanaman padi seluas 20 hektare.
"Genangan banjir hanya merendam jalan dengan ketinggian air sekitar 0,5 meter. Hanya ada dua rumah yang terendam air banjir," ucapnya.
Ia menambahkan jalan poros yang terendam air banjir di Desa Tegalkodo, sepanjang 900 meter dengan kedalaman berkisar 30-50 centimeter.
Selain itu, juga jalan jalan raya Kecamatan Balen-Sugihwaras di Desa Duyungan, dan Purwoasri, Kecamatan Balen, masing-masing sepanjang 250 meter dan 400 meter dengan ketinggian berkisar 25-30 centimeter dan jalan poros Desa Jumput sepanjang 200 meter dengan ketinggian sekitar 0,5 meter.
"Banjir sekarang berangsur-angsur surut," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Banjir yang kemungkinan masih terjadi di daerah kami yaitu banjir bandang, bukan luapan Bengawan Solo, karena curah hujan masih tinggi," kata Kepala BPBD Bojonegoro Andik Sudjarwo, Selasa.
Ia mengatakan curah hujan yang terjadi sekarang ini mulai terjadi penurunan, dibandingkan sebelumnya.
Tetapi, lanjut dia, kondisi tanah di daerahnya sekarang ini sudah jenuh air, maka kalau sekali terjadi hujan deras terutama di wilayah selatan berpotensi terjadi banjir bandang.
"Kalau Bengawan Solo masih menimbulkan banjir tidak akan terlalu besar," ucapnya.
Oleh karena itu, ia meminta masyarakat juga mewaspadai kalau di daerahnya terjadi hujan deras, karena peluang banjir bandang bisa terjadi.
"BPBD belum menurunkan status siaga dalam menghadapi ancaman banjir baik banjir bandang juga banjir luapan Bengawan Solo," tandasnya.
Ia menyebutkan sungai di daerahnya yang berpotensi menimbulkan banjir bandang, antara lain, Kali Pacal di Kecamatan Temayang, dan Kali Semar Mendhem di Baureno, selain Kali Kening dari Tuban.
"Ketinggian air Bengawan Solo di hilir Jawa Timur, sekarang ini aman jauh di bawah siaga banjir," ucap seorang petugas Posko Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro Budi Hendro menambahkan.
Namun, menurut dia, curah hujan tinggi yang terjadi sehari lalu di Kecamatan Temayang dan Sukosewu dengan durasi lama, mengakibatkan genangan banjir di sejumlah desa di Kecamatan Sukosewu.
"Genangan banjir yang terjadi karena Kali Pacal dan Kali Ganggang tidak mampu menampung air hujan sehingga meluap menggenangi sejumlah desa di Kecamatan Sukosewu," jelas dia.
Camat Sukosewu, Bojonegoro Hariyanto menambahkan genangan banjir di wilayahnya hanya merendam jalan poros kecamatan dan jalan poros desa , selain juga areal tanaman padi seluas 20 hektare.
"Genangan banjir hanya merendam jalan dengan ketinggian air sekitar 0,5 meter. Hanya ada dua rumah yang terendam air banjir," ucapnya.
Ia menambahkan jalan poros yang terendam air banjir di Desa Tegalkodo, sepanjang 900 meter dengan kedalaman berkisar 30-50 centimeter.
Selain itu, juga jalan jalan raya Kecamatan Balen-Sugihwaras di Desa Duyungan, dan Purwoasri, Kecamatan Balen, masing-masing sepanjang 250 meter dan 400 meter dengan ketinggian berkisar 25-30 centimeter dan jalan poros Desa Jumput sepanjang 200 meter dengan ketinggian sekitar 0,5 meter.
"Banjir sekarang berangsur-angsur surut," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017