Malang, (Antara Jatim) - Jembatan yang menghubungkan Kampung Warna Warni di Jodipan dengan Kampung Tridi di Ksatrian, Kota Malang, gagal dibangun akhir Desember 2016 karena masih terkendala izin dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas.
    
Wali Kota Malang, Jawa Timur, Moch Anton, di Malang, Selasa mengaku pembangunan program itu masih perlu beberapa izin karena dilakukan di Daerah Aliran Sungai Brantas. 

"Kami sudah membicarakan masalah perizinan tersebut dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air Provinsi Jatim untuk wilayah Malang," ujarnya.
    
Anton mengaku pemberi dana tanggung jawab sosial perusahaan  (CSR) sudah mendesak agar jembatan penghubung tersebut segera dibangun. Harapan percepatan pembangunan jembatan itu, selain untuk "hadiah" HUT Kota Malang 1 April mendatang, juga bisa dimanfaatkan saat penyelenggaraan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) tahun ini.
    
Ia mengatakan pemkot juga membutuhkan tambahan tempat rekreasi baru. Harapannya, jembatan itu nanti akan menjadi salah satu jujugan rombongan para wali kota se-Indonesia.
    
"Saya akan membangun pasar di Comboran. Saya sudah suruh dinas terkait untuk mendata pedagang barang bekas di Jalan Juanda untuk berpindah. Kami jadikan Jalan Juanda sebagai kampung wisata pemberdayaan masyarkat, termasuk rencana Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) untuk menjadikan kawasan kampung itu sebagai area pembudidayaan ikan dan sebagainya," ujarnya.
    
Sementara itu, Kepala UPT Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air Jatim Wilayah Malang, Pramono Hari mengatakan pembangunan jembatan yang melintang di atas Sungai Brantas harus koordinasi dengan berbagai instansi. Selain BBWS Brantas, koordinasi juga harus disampaikan ke Pemprov Jatim.
    
"Kami akan kaji bersama desain amannya seperti apa, terutama untuk relevansi banjir. Kalau sebagus apapun desainnya, tapi malah banjir, kan malah membuat petaka," kata Pramono.
    
Desain yang menjadi pertimbangan, di antaranya adalah meliputi estetika, kekuatan konstruksi, dan keamanan dalam menyiasati banjir. Pertimbangan estetika sangat penting karena pembangunan jembatan untuk destinasi pariwisata, sedangkan penyiasatan banjir bakal dilakukan dengan cara menghitung ketinggian dan bentuk lengkung jembatan.
    
"Kami akan segera upayakan. Pemkot Malang sudah berpesan agar segera berkoordinasi dengan balai besar dan yang penting, secara legal ada izinnya," paparnya.(*)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017