Situbondo (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, segera membangun jembatan di Sungai Campoan guna memudahkan akses menuju salah salah satu sekolah dasar desa setempat yang menjadi jalur satu-satunya puluhan siswa menuju ke sekolah.

"Setelah mendapatkan informasi dari teman-teman media terkait siswa SD Negeri 1 Campoan, Desa Campoan, Kecamatan Mlandingan, karena siswanya menyeberangi sungai ke sekolah, kami akan segera 'meng-cross ceck' dan menanyakan ke dinas terkait," ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab Situbondo Syaifullah kepada sejumlah wartawan di Situbondo, Jumat.

Ia mengatakan akan menanyakan pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Dinas PU-PR) setempat apakah untuk pembangunan jembatan sungai itu sudah dianggarkan pada tahun ini atau belum.

Jika nantinya pada 2017 belum dianggarkan, kata dia, pemerintah daerah akan menganggarkan dan memprioritaskan pembangunan jembatan tersebut pada Tahun Anggaran 2018.

"Seperti yang sudah disampaikan Bupati Dadang Wigiarto dan Wakil Bupati Yoyok Mulyadi, akses jalan menuju lokasi atau tempat-tempat pendidikan (sekolah) di daerah terpencil menjadi perhatian yang utama (prioritas)," katanya.

Ia mencontohkan sebelumnya wakil bupati telah turun langsung ke daerah terpencil meninjau kondisi pendidikan, utamanya sarana dan prasarana serta akses jalan.

"Wakil bupati beberapa hari yang lalu juga membeli tanah menggunakan uang pribadinya dan selanjutnya dihibahkan pada SDN 1 Cobbuk, Desa Jatisari, Kecamatan Arjasa. Karena selama 6 tahun sekolah dasar itu berdiri di atas tanah warga setempat sehingga pemkab tidak bisa menganggarkan untuk membangun," tuturnya.

Dengan letak SD Negeri 1 Campoan yang di daerah pegunungan itu, para siswanya harus menempuh perjalanan yang berbahaya karena bisa mengancam nyawa mereka dalam upaya mendapatkan pendidikan.

Para siswa di sekolah dasar itu harus menempuh jalan setapak dan memutar serta melewati tebing yang curam dan juga menyeberangi sungai dengan arus deras.

Di sekolah dasar yang letaknya antara 35 hingga 40 kilometer dari Kota Situbondo itu, para siswa setiap hari harus berjalan sejauh lebih dari 1 kilometer dari rumah ke sekolah.

Para siswa terpaksa menyeberangi sungai selebar sekitar 10 meter dengan arus deras, karena sungai merupakan akses jalan satu-satunya menuju sekolah, sedangkan akses lain harus memutar lebih jauh, yakni sekitar 3 kilometer.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017