Pamekasan (Antara Jatim) - Sebagian petani di perdesaan di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur kini mulai mengembangkan usaha pertanian dengan memanfaatkan sarana buku-buku tentang pertanian di perpustakaan desa.

Salah satunya, seperti yang dilakukan masyarakat di Desa Bajang, Kecamatan Pakong, Pamekasan, Madura.

"Pemanfaatan perpustakaan desa untuk usaha pertanian masyarakat yang ada di desa ini, karena buku-buku yang tersedia memang kebanyakan tentang pertanian, pekebunan dan peternakan," kata Kepala Desa Bajang Moh Mokri kepada Antara, Jumat.

Dalam diskusi bertajuk "Pemanfaatan Fasilitas Perpustakaan Desa untuk Usaha Pertanian" yang digelar aparat desa bersama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pamekasan di ruang pertemuan perpustaan itu terungkap, masyarakat sangat terbantu dengan keberadaan perpustakaan desa.

Selain buku yang tersedia memang banyak yang berkaitan dengan bidang pertanian, juga buka yang tersedia di perpustaan itu, kebanyakan berisi petunjuk teknis dan cara strategis pengembangan usaha pertanian.

Melalui buku-buku yang ada di perpustaan desa itu, petani juga banyak menerapkan konsep keilmuan yang mereka peroleh dari buku. Salah satunya tentang teknik penyimpangan pakan ternak dan pengelolaan budidaya ikan lele di ladang petani.

Salah seorang petani asal Dusun Sannip, Desa Bajang, Kecamatan Pakong, Pamekasan Moh Bari mengaku, keberadaan perpustaan desa sangat membantu dirinya dalam menyiasati usaha pertanian dan peternakan.

"Yang paling bermanfaat dan kami rasakan langsung adalah cara membuat pupuk kompos," katanya.

Desa Bajang, Kecamatan Pakong, Pamekasan merupakan salah satu desa yang memiliki perpustakaan sebagai sarana penunjang usaha pertanian masyarakat.

Pada 16 Desember 2016, Bupati Pamekasan Achmad Syafii memberikan penghargaan sebagai Perpustakaan Paling Aktif di Bidang Advokasi.

Penghargaan itu dilakukan setelah perpustaan yang diberi nama Al-Hikmah itu berhasil meraih juara 1 di tingkat nasional dalam kategori advokasi pengembangan perpusataan berkelanjutan pada perpustakaan di tingkat desa.

Menurut Kepala Desa Bajang Mokri, jumlah buku yang tersedia di perpustakaan itu sebenarnya masih sedikit, yakni sekitar 1.700 buah. Namun yang menjadikan perusahaan itu berhasil meraih juara karena dinilai dari sisi manfaat bagi masyarakat di desa itu.

"Jadi masyarakat disini benar-benar memanfaatkan dan mempraktikkan langsung isi buku tentang pertanian dan peternakan di lapangan," katanya. (*)

Pewarta: Abd. Azis

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017