Pacitan (Antara Jatim) - Lebih dari 10 ribu warga nahdliyin dari berbagai daerah di Jawa Timur melakukan ikrar kesetiaan terhadap konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di pesisir Pantai Pancer Door, Kabupaten Pacitan, Minggu.
    
Apel kebangsaan yang berlangsung mulai pukul 08.00 WIB tersebut dihadiri Ketua Tanfidziah PW NU Jatim KH Hasan Mutawakil Alallah, Danrem 081/DSJ Madiun mewakili Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI I Made Sukadana, dan ratusan ulama serta tokoh NU se-Jatim.
    
Upacara bendera berlangsung khidmat dengan diiringi yel-yel semangat warga nahdliyin serta maklumat dukungan NU terhadap konsep bernegara NKRI serta Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.
    
"Ini menjadi komitmen kebangsaan NU, sebab di tengah-tengah indikasi adanya gerakan yang tidak menerima dan mempertanyakan pilar-pilar kebangsaan, masih ada generasi muda Indonesia yang cinta negerinya, masih ada kader-kader bangsa yang siap membela Tanah Air-nya, masih ada kader-kader Nahdlatul Ulama yang selalu siap berikrar setia membela NKRI," kata Ketua PWNU Jatim KH Hasan Muttawakil Alallah saat menjadi pemimpin upacara.
    
Ia mengatakan, cinta Tanah Air merupakan bagian dari jihad fisabillah. Selain menjadi ajaran Nabi Muhammad SAW, kata dia, jihad membela Tanah Air juga menjadi teladan yang selalu diajarkan para pendiri NU.
    
"Bukti dan contoh (teladan) itu adalah dengan dicetuskannya Resolusi Jihad. Atas nama kehormatan diri sebagai umat beragama, sebagai bangsa Indonesia dalam melawan penjajah yang akan merampas kemerdekaan RI saat itu (1945)," katanya.
    
Kiai Muttawakil menegaskan, semangat Resolusi Jihad itu tetap dijaga NU hingga sekarang. "Oleh karena itu, jangan diragukan lagi. Sampai kiamat, Nahdlatul Ulama akan terus menjaga pilar-pilar kebangsaan. Ini merupakan implementasi dari keimanan kita (Nahdliyin)," ujarnya.
    
Atraksi paramotor oleh atlet-atlet paralayang motor NU menghiasi selama jalannya apel kebangsaan tersebut.
    
Danrem 081/Dhirotsaha Jaya Madiun Kolonel Inf Piek Budiakto yang hadir mewakili Pangdam V Brawijaya menyatakan apel kebangsaan memiliki nilai strategis dalam situasi bangsa seperti saat ini.
    
Terlebih dengan banyaknya ujian terhadap komitmen membangun pluralisme dan toleransi, diantaranya dengan maraknya pemaksaan paham keagamaan tertentu serta ancaman paham komunisme.
    
"TNI sangat berharap tumbuhnya pola pikir, sikap, dan tindakan komponen anak bangsa yang memiliki komitmen teguh terhadap persatuan bangsan dan tetap tegaknya NKRI," kata Danrem menyampaikan pesan Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI I Made Sukadana.
    
Menurutnya, peran strategis NU telah ditunjukkan dalam komitmennya turut mengawal NKRI yang mengedepankan sikap politik kebangsaan yang dilandasi nilai-nilai tawasut, tawazun, tasamuh, i'tidal, dan amar ma'ruf nahi munkar.
    
Dikonfirmasi terpisah, wakil Ketua PWNU Jatim sekaligus Ketua Apel Kesetiaan NKRI Ahmad Rubaidi mengakui, kegiatan itu sengaja digelar NU untuk meneguhkan komitmen dukungan terhadap NKRI.
    
Fenomena politik belakangan yang mulai muncul wacana yang mempersoalkan konsep bernegara di Indoensia dan penerapan sistem pemerintahan kekhalifahan ala Timur Tengah menjadi alasan NU menggelar aksi spontan apel kesetiaan NKRI tersebut.
    
"Kami ingin mengingatkan kepada seluruh elemen bangsa, bahwa siapapun apakah itu komunitas masyarakat muslim, nonmuslim, atau berbasis kelompok suku etnis dan lain sebagainya, NKRI adalah sebuah konstruksi kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang sudah menjadi keputusan final para pendiri bangsa, dari lintasagama, etnis dan budaya yang harus tetap dijaga," katanya.
    
Ia menegaskan, pesan kesetiaan NKRI yang digelar NU Jatim tersebut bisa menjadi pengingat bagi kelompok manapun untuk tidak coba-coba mengusik konsep maupun dasar negara Indonesia yang sudah disepakati seluruh elemen berbangsa di Tanah Air. (*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017