Surabaya (Antara Jatim) - Kelompok musik "Krakatau" akan tampil dalam konsep reuni di Surabaya, Sabtu (7/1), dengan tetap mengusung warna musik "fusion", yang memadukan jazz dengan genre musik lainnya, sebagaimana telah melambungkan nama mereka di blantika musik era 1980-an.

"Karena ini konser reuni, kita memakai nama Krakatau Reunion," kata pentolan Krakatau, Dwiki Dharmawan, dalam jumpa pers di Surabaya, Kamis.

Bagi Dwiki, reuni yang dimaksud tak hanya bagi anggota band Krakatau, melainkan juga bagi seluruh penggemarnya.

"Seluruh penggemar yang fanatik terhadap musik-musik Krakatau sudah kami anggap sebagai keluarga. Makanya dalam konser ini kita pakai nama Krakatau Reunion," katanya.   

Dengan personel lengkap yang beranggotakan Dwiki Dharmawan, Trie Utami, Pra Budi Dharma, Donny Suhendra, Gilang Ramadhan, dan Indra Lesmana, "Krakatau Reunion" akan membawakan 11 lagu terbarunya pada album bertajuk "Chapter One".

"Artinya akan ada chapter-chapter lainnya yang akan lahir dari kami setelah konser ini," ujar Indra Lesmana. Indra mengisahkan, ide konser reuni berawal dari tahun 2013, yaitu ketika seluruh personil Krakatau dipertemukan kembali di atas panggung festival Java Jazz.

"Malam itu di panggung festival Java Jazz kita melihat betapa banyaknya fans Krakatau yang merindukan penampilan kita," katanya.

Sejak itu seluruh personil intens berkumpul dan sempat merekam lagu-lagu lama. "Tapi di sela kita berkumpul merekam kembali lagu-lagu lama, ternyata kita merasa masih punya kreativitas. Lantas kenapa kita tidak mencoba mencipta lagu lagi," ujar Indra. 

Maka jadilah 11 lagu dalam album terbaru bertajuk "Chapter One" yang akan dipertontonkan pertama kali bagi para penggemarnya di Surabaya pada hari Sabtu besok. Indra memastikan, 11 lagu terbarunya itu masih berwarna "jazz fusion", sama seperti ketika mereka melambung di era 1980-an silam. 

Indra meyakini "jazz fusion" yang hingga kini masih diusung Krakatau bakal diterima oleh para generasi muda, yang bahkan ketika band mereka terkenal di era 1980-an belum lahir. "Tolak ukurnya adalah anak saya, Eva Celia. Jika Eva bilang 11 lagu terbaru kami masih segar, saya yakin generasi muda lain seusianya juga akan bisa menerima," katanya.

Senada, Gilang Ramadhan merasa masih belum ada yang berubah dari negeri ini kendati zaman telah berganti digital, yang membuat generasi muda begitu mudahnya terinfiltrasi dengan berbagai macam bentuk kebudayaan baru. 

"Nyatanya acara-acara di televisi masih sama seperti yang dulu. Jadi saya yakin genre jazz fusion yang kita bawakan masih bisa diterima oleh generasi muda saat ini," katanya. 

Trie Utami menambahkan, dalam menciptakan 11 lagu barunya itu, dirinya justru memikirkan sesuatu yang tidak musikal. "Dan inilah karya kami. Apakah nantinya dikonsumsi oleh usia 20, 30, 40, 50, itulah musik," katanya.(*)

Pewarta: Hanif N

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017