Surabaya (Antara Jatim) - Universitas Nadhatul Ulama Surabaya (Unusa) menargetkan 10 proposal bidang penelitian dan pengabdian masyarakat (PPM) dosennya bisa meraih dana dari program hibah PPM Kementrian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristek Dikti).

Kepala Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM) Unusa Istas Pramono, di kampus setempat, Rabu mengatakan sudah saatnya para dosen di Unusa menunjukkan pengabdian masyarakatnya di tingkat nasional dan internasional.

”Selama ini proposal yang diajukan dosen kepada kampus saja. Paling dapatnya Rp 1,5 juta. Beda dengan dikti yang hibah pengabdian capai Rp 60 juta dan penelitian Rp 100 juta lebih,” katanya.

Dia mengatakan, hal itu sesuai dengan Tri Darma Perguruan Tinggi, yakni para dosen di Unusa harus aktif dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan hingga pengabdian masyarakat.

Istas melanjutkan, hal tersebut bukan soal besaran hibah yang didapat, namun lebih pada eksistensi dan keberanian bersaing dalam bidang PPM. Pemikiran dan pengabdian para dosen juga lebih luas.

”Sekarang Unusa sedang menata. Saya menarget setidaknya 10 proposal PPM dosen yang bisa diterima Dikti,” jelasnya

Dia menjelaskan, penataan akan dimulai dengan konsep dan pendampingan pembuatan proposal para dosen. Para dosen akan diarahkan untuk membuat proposal sembari melakukan lobi terhadap lokasi yang akan dijadikan tempat pengabdian maupun penelitian.

Selain itu, lembar persetujuan dari lokasi PPM itu kemudian dijadikan lampiran dalam proposal penelitian.

”Pengalaman kami, banyak proposal ditolak Dikti itu karena jadwal penelitiannya sudah dilakukan dulu. Karena belum tentu lokasi maupun judul proposal yang akan diteliti disetujui dikti,” paparnya.

Selama ini, lanjutnya cukup banyak dosen yang mengalakukan PPM dengan uang pribadi dulu. Kemudian mengirimkan proposal ke dikti dengan harapan cair belakangan. ”Yang salah ya itu (bikin proposal dulu),” tandasnya.

Menurut pria yang juga menjabat sebagai dosen Teknik Elektro ITS tersebut, ditolaknya judul proposal tidak lain karena penelitian itu sudah dilakukan sebelumnya. Atau memang tidak dibutuhkan oleh masyarakat.

Selain mengawal proposal yang diajukan, alumnus doktor Universite Haute Alsace, Prancis itu menambahkan, pihaknya akan mendampingi proses pengawalan pencairan anggaran. ”Banyak dosen yang belum paham untuk pencairan proposal. Biasanya, pencairan setelah revisi proposal dilakukan,” pungkasnya.

Sementara itu, Wakil Rektor I Unusa, Kacung Marijan menambahkan, saat ini, Unusa telah melakukan beberapa kerjasama dengan Universitas yang ada di luar negeri, Universitas yang ada di Australia dan Universitas yang ada di Filipina.

Dirinya berharap dengan kerjasama tersebut, dosen Unusa dapat membuat ide untuk melakukan PPM bersama dosen yang ada di universitas di Australia dan di Filipina.

”Salah satu bentuk konkret, dosen Unusa dapat kerjasama dengan La Trobe University. Kami harap tahun ini dosen Unusa dapat hibah dikti,” harap Kacung. (*)

Pewarta: willy irawan

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017