Kediri (Antara Jatim) - Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar meminta penyedia konten online atau dalam jaringan/daring untuk fasilitas umum di Kota Kediri, Jawa Timur, memblokir berbagai situs negatif, seperti mengandung SARA.

"Berbagai konten yang mengandung unsur negatif harus disaring. Layanan informasi ini kan ke masyarakat umum yang tujuannya agar membuka informasi dunia maya ke masyarakat," katanya di Kediri, Rabu.
 
Wali Kota yang ditemui dalam peresmian fasilitas "Hotspot Taman Ngrongo" oleh layanan internet Biznet di sebuah hotel di Kediri itu mengatakan program pemberian layanan internet itu sangat ditunggu, terlebih lagi berada di fasilitas umum.
     
Masyarakat bisa memanfaatkan fasilitas itu untuk beragam keperluan. Dengan itu pun, memberikan tambahan informasi dan saling tukar wawasan, sebab bisa membaca dan melihat beragam informasi terbaru lewat internet.
     
"Ini menambah daya saing dan wawasan bagi warga di Kediri. Saat ini, pelajar sampai kuliah tidak asing dengan internet. Kalau yang mampu bisa langganan, tapi yang tidak mampu bisa memanfaatkan di ruang publik," katanya.
     
Wali Kota juga menegaskan, pemberian layanan fasilitas internet ini diharapkan akan lebih banyak lagi dilakukan oleh layanan internet Biznet, terutama di fasilitas umum.
     
Sementara itu, "Senior Manager Sales Regional Biznet" untuk wilayah Jawa Timur dan Bali, Bagus Wicaksono mengatakan Biznet memang hadir di tengah masyarakat, dengan memanfaatkan fasilitas umum.

"Kami bisa memberikan akses ke masyarakat dan ini mendukung program pemerintah kota dengan memberikan layanan 'Wifi' gratis. Kami berbisnis sekaligus bersinergi," katanya.
     
Ia pun mengatakan, program akan jalan terus dan tidak ada batasan waktu. Di Kediri, selain di Taman Kota Ngronggo, juga ada di sejumlah jalan utama, yaitu Jalan Veteran serta Jalan Doho. 
     
Pihaknya juga sudah meminta tim untuk melakukan penyaringan, dengan pemblokiran sejumlah situs yang dinilai mengandung SARA atapun ujaran kebencian. Dengan itu, layanan ke masyarakat bisa diharapkan lebih bermanfaat.      
Bagus juga meminta agar masyarakat tidak segan melapor jika fasilitas layanan untuk umm secara gratis tersebut mengalami masalah. Nantinya, tim teknis segera mencari penyebabnya, sehingga layanan bisa secepatnya diperbaiki.

"Selama ini masyarakat Kediri membutuhkan internet dan kami memberikan layanan. Jika ada akses yang bermasalah, nanti bisa samapaikan dan itu sejalan dengan komitmen bahwa internet harus hidup dan diperluas," ujarnya.
     
Di Kediri, layanan ini sudah resmi hadir sejak 2015. Hingga kini, sudah ada sekitar 1.000 pelanggan yang terdaftar, dan ditargetkan jumlah itu akan ditingkatkan lagi pada 2017. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016