Tulungagung (Antara Jatim) - Dinas Pertanian dan Holtikultura Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur memastikan pasokan atau persedian pupuk bersubsidi di wilayahnya mencukupi hingga akhir tahun 2016.

"Pasokan melimpah karena usulan RDKK (rencana definitif kebutuhan kelompok) sudah kami lebihkan sekitar 10 persen," kata Kasi Pembiayaan dan Permodalan Dinperta Kabupaten Tulungagung Triwidiono Agus Basuki di Tulungagung, Rabu.

Triwidiono atau Okky menjelaskan, pada kurun 2016 ini rata-rata persentae pupuk bersubsidi yang tersisa  meliputi urea, phonska, dan Za masih sekitar 10 persen dari surat keputusan (SK) bupati, kecuali untuk pupuk petroganik.

Menurut dia, masih melimpahnya sediaan pupuk bersubsidi itu dikarenakan para petani lebih sering menggunakan pupuk petroganik dan mengurangi penggunaan pupuk jenis urea, za, maupun phonska seiring kemarau basah dampak la nina.

"Petani lebih memilih menggunakan pupuk organik pada musim ini," ujarnya.

Okky menambahkan, mayoritas petani berkeyakinan bahwa penggunaan jenis pupuk urea dan phonska terlalu tinggi justru tidak baik untuk tanamannya.

"Penggunaan terbanyak biasanya jenis pupuk petroganik. Selain beralih ke pupuk organik yang dianggap cocok untuk tanaman di musim kemarau basah seperti sekarang," tutur Okky.

Ia menyatakan, kebutuhan pupuk di Tulungagung saat ini masih mencukupi bahkan untuk pupuk masih melimpah.

Sebagaimana data terbaru di Disperta Tulungagung, untuk pupuk urea saat ini masih tersisa sekitar 3.240,50 ton, pupuk ZA tersisa 1.602,70 ton, pupuk SP36 tersisa 35,50 ton, pupuk Phonska tersisa 2.371,50 ton dan yang terakhir pupuk petroganik tersisa 386,48 ton.

"Untuk tahun ini sisa pupuk masih mencukupi bahkan masih terbilang melimpah. Saya optimistis akhir tahun bakal terserap semuanya," imbuh Okky. (*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016