Surabaya (Antara Jatim) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mempunyai cara untuk menanggulangi sampah di laut, salah satunya dengan meninggikan tembok pembatas sungai agar masyarakat Surabaya tidak lagi membuang sampah ke sungai.
     
 "Saya juga pernah dulu memberikan tong-tong ke kapal-kapal antar-pulau itu, supaya mereka tidak membuang sampah ke laut," ujar Risma saat menghadiri rapat koordinasi Gerakan Budaya Bersih dan Senyum (GBBS) di Ruang Sidang Balai Kota Surabaya, Selasa.
     
 Risma mengakui sampah di pantai yang ada di Surabaya masih cukup banyak. Terbukti saat Pemkot menggelar bersih-bersih pantai bersama 9 ribu anak-anak Surabaya, sampah yang terkumpul mencapa 17 truk.
     
 "Ini yang agak sulit. Karena asalnya bukan hanya dari Surabaya. Tapi nanti saya mau bikin jaring di dermaga, supaya sampah-sampah itu tidak sampai ke pantai," ujarnya.
     
Ia mengatakan Indonesia sejatinya memiliki potensi yang luar biasa, utamanya di bidang pariwisata. Namun, lanjut dia, sangat disayangkan bila potensi tersebut tidak bisa dioptimalkan karena terbentur masalah kebersihan. 
     
 "Indonesia itu kaya sekali. Sayang kalau kita tidak bisa ambil karena hal-hal semisal kotor atau warga yang tidak welcome. Padahal, dengan adanya turis, akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.
     
Untuk bisa membudayakan kebersihan selaras dengan visi program GBBS, harus diawali dengan kedisplinan. Menurutnya, berbeda dengan kebakaran yang rasio terjadinya kemungkinan tidak setiap hari, tetapi sampah bisa setiap menit dibuang di sembarang tempat. 
     
 "Kontrol kita harus kuat. Harus mengajarkan agar orang telaten berbudaya bersih. Kalau di Surabaya, kami di pemerintah ikut turun langsung bersama masyarakat semisal melakukan kerja bakti bersih-berish pantai dan sungai," katanya.
      
 Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya Chalid Bukhari mengatakan sudah ada sekitar 65 sungai di Surabaya yang sudah terpasang ruji penghambat sampah.
     
 "Memang seperti itu yang diinginkan bu wali kota. Jadi dari hulu jangan sampai ke hilir sudah diambil. DKP bagian mengambil sampahnya," katanya. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016