Surabaya (Antara Jatim) - Robot penghias kue donat hasil karya tiga pelajar SMP Negeri 1 Surabaya, yakni Achmad Ainnur Hakim, Achmad Rafi dan Satria Sabda Alama mampu menyabet medali emas dalam ajang "International Islamic School Robotic Olimpiade" yang digelar di Lombok, beberapa waktu lalu.
     
 "Robot chef didesain mampu menghias kue donut dengan aneka gula, meses dan pilihan toping lainnya," kata Achmad Rafi di acara pemberian penghargaan kepada para pelajar berprestasi melalui acara Adisiswa Fiesta 2016 di Taman Surya, Surabaya Minggu.
     
 Achmad mengatakan proses pembuatan chef bisa dibilang tidak gampang. Banyak tantangan yang harus dihadapi, mulai dari problem kelangkaan suku cadang hingga program yang tidak berjalan maksimal.
     
Namun, demi meraih tekad menyabet juara, mereka harus mengesampingkan semua hambatan dan rintangan. Salah satu harga yang harus dibayar yakni dengan menghabiskan waktu lebih banyak di sekolah. 
     
Achmad Rafi mengatakan normalnya mereka pulang ke rumah sekitar pukul 15.00 WIB,  namun khusus dalam rangka persiapan mengikuti "International Islamic School Robotic Olimpiade" ini, jam pulang mereka molor hingga pukul 18.00 setiap harinya.
     
Tak hanya itu, lanjut dia, selain dituntut menguasai teknik pembuatan robot, semua tim yang berlomba juga wajib presentasi di hadapan dewan juri. Kebetulan, Rafi dan timnya harus mempresentasikan chef dihadapan tiga juri asal Filipina.
     
Ia mengatakan ada cerita lucu di balik proses kompetisi. Sebelum berangkat ke Lombok, tim Rafi sudah mempersiapkan semua kebutuhan termasuk meses coklat untuk keperluan demo di hadapan juri. 
     
Sesampai di Lombok, ternyata meses tersebut dimakan habis oleh pelajar SMP Negeri 1 Surabaya lain yang kebetulan juga ikut berkompetisi namun turun di kategori yang berbeda. Alhasil, saat hari H, tim Rafi binggung mencari toko yang menjual meses.  
     
"Untung kita berhasil beli meses di salah satu toko di Lombok. Kalau tidak menemukan meses itu, kami tidak tahu akan seperti apa jadinya," ujar putra pasangan Budi Eko dan Era Harijati ini.
     
Dengan persiapan yang matang dan presentasi yang bagus, hasilnya Rafi dan timnya mampu menyabet medali emas. Mereka mampu menjadi yang terbaik mengalahkan ratusan pelajar dari Malaysia, Mesir, Singapura dan Jepang.
     
Rafi menilai keberhasilan timnya menorehkan prestasi di bidang robotika tak lepas dari dukungan orang tua, sekolah dan tim pendamping. Hal ini dikarenakan, ekstra-kulikuler robotika didukung dengan tim pelatih yang berkualitas dan ruang khusus yang dilengkapi dengan sarana-prasarana dalam pembuatan robot.
     
Selanjutnya, Rafi dan kawan-kawannya membidik Singapura Robocup yang diselenggarakan tahun depan. Harapannya, mereka dapat kembali mengharumkan nama Surabaya di kancah internasional. 
     
Selain itu, Rafi dan tim juga tengah menyiapkan inovasi terbaru yakni robot penghapus papan tulis. "Kami ingin membuat robot penghapus papan tulis karena setahu kami belum banyak yang membuat robot seperti itu. Semoga robot itu nanti bisa berguna bagi sekolah kami," ujarnya. 
     
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Surabaya M. Ikshan menyatakan  jumlah siswa-siswi berprestasi di Kota Pahlawan pada 2016 mengalami peningkatan 28,4 persen dari tahun lalu.
     
"Data prestasi yang dihimpun merupakan gabungan dari prestasi akademik maupun non-akademik," katanya.
     
Berdasar data Disdik Surabaya, total prestasi yang ditorehkan para pelajar Kota Pahlawan sepanjang 2016 sebanyak 6.850 prestasi. Rinciannya, tingkat kota 3.934 prestasi, tingkat provinsi 1.894 prestasi, tingkat nasional 706 prestasi dan tingkat internasional 316 prestasi. 
     
Hasil rekap tersebut merupakan gabungan dari capaian para pelajar SD, SMP, dan SMA/SMK atau sederajat. Pada 2015, capaian pelajar Surabaya berjumlah 5.334 prestasi. Dengan kata lain, terjadi kenaikan 1.516 prestasi dibanding tahun sebelumnya. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016