Blitar (Antara Jatim) - Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Blitar, Jawa Timur, mencatat penurunan produksi ikan koi di kabupaten ini, yang dimungkinkan karena terpengaruh anomali cuaca.
Kepala Bidang Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Blitar Dwi Martono mengemukakan pada trimester pertama 2016 (Januari-Maret), produksi ikan koi mencapai 92 juta ekor. Jumlah itu berkurang pada trimester kedua 2016 (April-Juni) yang turun hingga 70 juta ekor. Di trimester ketiga 2016 (Juli-September), produksinya juga semakin turun, hanya 44 juta ekor.
"Di bulan-bulan tertentu memang turun. Banyak kolam dikuras, ini juga untuk memutuskan rantai penyakit," katanya saat dikonfirmasi tentang produksi ikan koi di Blitar, Senin.
Ia mengatakan, saat penghujan serangan penyakit memang lebih besar terjadi, terutama pada ikan yang usianya masih kecil. Salah satu penyakit yang rentan terjadi adalah virus herpes koi (KHV). Penyakit ini menyerang bagian insang ikan, dan lebih besar menimbulkan kematian.
Ia menambahkan, selain karena ancaman penyakit, produksi ikan pun tidak bisa maksimal, sebab proses seleksi ikan juga dibuat sangat ketat. Dari seluruh anak ikan yang berhasil menetas, hanya 10-20 persen yang kualitasnya bagus.
Setiap bibit ikan diteliti satu per satu, melihat kondisi tubuhnya apakah ada cacat atau tidak, melihat segi warna apakah cerah atau tidak, hingga pola warna yang bagus atau tidak.
"Jika ikan coraknya tidak bagus tidak bisa dipelihara. Jadi, umur 1,5 bulan hingga dua bulan diseleksi dengan ketat, hingga selanjutnya bisa dipelihara. Yang tidak lolos seleksi dibuang, termasuk yang cacat itu," katanya.
Ia mengatakan, pemerintah selalu melakukan pendampingan pada peternak ikan koi di Kabupaten Blitar. Terlebih lagi, ikan ini sudah menjadi "Ikon" dari daerah ini.
Bahkan Kementerian Kelautan dan Perikanan juga mendorong agar Kabupaten Blitar menjadi salah satu kawasan minapolitan, yaitu suatu bagian wilayah yang mempunyai fungsi utama ekonomi yang terdiri dari sentra produksi, pengolahan, pemasaran komoditas perikanan, pelayanan jasa, dan/atau kegiatan pendukung lainnya terkait dengan ikan tersebut.
Di Kabupaten Blitar, terdapat sejumlah kecamatan yang menjadi sentra peternakan ikan koi, yaitu Kecamatan Nglegok, Gandusari, serta Sanan Kulon. Produksi ikan di tempat ini sangat besar.
Ikan hasil peternakan dari Kabupaten Blitar ini, juga dikirim ke berbagai daerah baik di Jawa maupun luar Jawa. Misalnya, Kalimantan, Sumatera, Bali, Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Solo. Sementara, untuk pasar lokal misalnya di Kabupaten Tulungagung serta Kediri.
Pihaknya juga menambahkan, pemerintah juga berupaya mendukung agar produksi ikan koi lebih bagus, terlebih lagi terjauh dari berbagai ancaman penyakit. Pemerintah melakukan uji coba pemberian obat-obatan untuk meningkatkan daya tahan tubuh ikan, dan sejauh ini hasilnya sudah menunjukkan perkembangan bagus ketimbang ikan yang tidak diberikan obat peningkat daya tahan tubuh. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016