Surabaya (Antara Jatim) - Ketua  Umum DPP Partai Hanura Wiranto mengingatkan semua kader dan pengurus di Partai Hanura  tidak membuat gaduh dan perpecahan di internal partai. 
      
 "Saya tidak akan mentolerir jika ada kader yang melakukan tindakan tak terpuji, sehingga menimbulkan friksi di dalam partai. Saya pasti tahu, dan tak akan kompromi dengan yang mengacau Hanura," kata Wiranto di hadapan ribuan kader Hanura Jatim, saat pengukuhan 38 pengurus DPC Kabupaten/Kota se-Jatim di Jatim Expo, Senin.
     
Menurut dia, sejak  pengukuhan DPP,  ia mengakui banyak keributan di internal, seperti iri dan dengki antar-kader. Padahal, slogan partai adalah mengutamakan Hati nurani.
      
 "Justru tak boleh ada dendam dan perselisihan antar kader. Semuanya harus dihapuskan," katanya.
     
 Menurut Wiranto, persaingan pada pemilu 2019 mendatang sangat ketat. Saat ini, selain muncul beberapa partai baru yang juga berjuang untuk meraih simpati masyarakat. Beberapa partai politik lama juga bekerja keras untuk memperebutkan kursi di legislatif.
     
 "Jika Hanura tertinggal, maka kita akan terlempar dalam kancah politik nasional," tegasnya.
     
Untuk itu, lanjut dia, guna meraih kemenangan pada pemilu legislatif mendatang, tak hanya membutuhkan kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas dan kerja tuntas namun juga membutuhkan kerja sama antar-kader. 
     
"Perjuangan akan maksimal, jika kader  bersatu dan kompak. Harus ada persatuan dan kebersamaan antar anggota partai," kata Wiranto yang juga menjabat Menkopolhukam.
     
 Ia mengapresiasi target DPD Hanura Jatim yang mencanangkan perolehan kursi di legislatif, yakni 10 kursi di DPR, 10 kursi di DPRD Provinsi dan 200 kursi di DPRD Kabupaten Kota. Namun, menurutnya untuk meraih itu, harus ada perjuangan.
     
 "Rencananya 21 Desember saat ulang tahun Hanura ke-10, kita mulai kerja politik secara sungguh-sungguh dan habis-habisan," katanya.
     
Wiranto menegaskan dirinya mendirikan partai bukan asal-asalan. Politik mempunyai tujuan yang jelas, yakni memberikan kebaikan dan kesejahteraan bagi bangsa. Namun, agar bisa  mensejahterakan masyarakat, harus menjadi pemimpin.
     
 "Harus menang pemilu, dan memiliki kursi di legislatif," katanya. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016