Pamekasan (Antara Jatim) - Komunitas suporter sepak bola Madura "Taretan Dhibik" berupaya mengubah citra masyarakat Madura yang dikenal keras dan sulit diatur melalui dunia sepak bola.

"Ini kesempatan kita untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa sebenarnya masyarakat di Pulau Madura ini adalah masyarakat yang ramah dan cinta damai," kata Ketua Komunitas Suporter "Tareran Dhibik" Bambang Priyanto di Pamekasan, Sabtu.

Bambang mengatakan, saat ini klub sepak bola di Pulau Madura, yakni Madura United FC telah dikenal masyarakat di Indonesia, karena mampu menempati puncak klasemen pada kompetisi Indonesia Soccer Championship (ISC) 2016 putaran pertama.

Pada putaran kedua, Madura United kini bersaing bersama Arema Cronus dan Persipura Jayapura.

"Dengan posisi tiga besar ini, tentu merupakan kesempatan bagi kita untuk menunjukkan kepada publik di Indonesia ini," kata Bambang.

Bambang mengatakan, selama ini, pandangan masyarakat luar Madura tentang Madura terkesan negatif, yakni keras dan sulit diatur.

Pandangan seperti ini, lanjut Bambang harus diluruskan dengan memanfaatkan momentum kompetisi ISC 2016 ini.

Caranya, kata dia, dengan menjadi supporter bola yang baik, tertib dan tidak anarkis.

"Alasan inilah yang menjadi dasar pemikiran bagi kami menyebarkan spanduk ajakan untuk menjadi supporter tertib, no rasis, no anarkis," ucap Bambang.

Sebelumnya tokoh bola Madura Achsanul Qosasi menyatakan, keberadaan klub sepak bola di Madura memang akan menjadi media efektif untuk menunjukkan kepada masyarakat di Indonesia, bahwa masyarakat Madura sebenarnya cinta damai.

"Mari kita manfaatkan momentum baik ini untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa masyarakat Madura tidak seperti yang dipersepsikan sebagian orang, yakni keras, sulit diatur dan sering melakukan kegaduhan," ajak pria yang juga pemilik klub sepak bola Madura United FC ini. (*)

Pewarta: Abd. Azis

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016