Jember (Antara Jatim) - Komisi C DPRD Jember menelusuri hilangnya kopi bubuk belasan ton milik Perusahaan Daerah Perkebunan (PDP) Kahyangan yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)  setempat.

"Hari ini kami melakukan inspeksi mendadak ke PDP Kahyangan dan hasilnya memang benar sebanyak 11 ton kopi bubuk siap edar hilang," kata Ketua Komisi C DPRD Jember Siswono di Jember, Kamis.

Menurut dia, jumlah kopi bubuk yang hilang tersebut merupakan hasil rekapitulasi data sejak Januari - Juni 2016 lalu, namun kasus itu baru ditemukan pada November 2016 ini dan perlu dilakukan pengecekan di lapangan.

"Fungsi kami juga sebagai pengawas kinerja mitra kami yakni PDP, sehingga perlu konfirmasi kepada PDP Kahyangan dan ternyata hasilnya malah kopi yang dilaporkan hilang bertambah dari 7 ton menjadi 11 ton," tuturnya.

Ia mengatakan pihaknya mengindikasi ada tindak pidana pencurian kopi karena tidak cocoknya data jumlah produksi dan penjualan, sedangkan di sisi lain adanya selisih itu tidak bisa dibuktikan dengan keberadaan stok kopi di gudang.

"Setelah kami meminta datanya, Kepala Gudang PDP menjawab bahwa data itu tidak ada, sehingga kami akan  memanggil Plt Direktur Utama PDP Kahyangan yang baru, penanggung jawab produksi dan pemasaran, Satuan Pengawas Internal (SPI) dan Plt. Direktur Utama PDP yang lama," katanya.

Setelah melakukan beberapa pemeriksaan, rombongan Komisi C berdiskusi di aula Utama PDP Kahyangan dengan didampingi Kepala Bidang Produksi dan Teknik Gatot Hadianto. 

Saat dikonfirmasi, Kepala Bidang Produksi dan Teknik Gatot Hadianto mengatakan hilangnya kopi itu bisa disebabkan beberapa faktor, mulai dari kesalahan administrasi, penghitungan data yang tidak akurat dan kemungkinan disebabkan adanya tindak pencurian.

"Datanya ada dan tidak hilang. Data itu masih ada di SPI dan memang menjadi tanggungjawab SPI selaku pengawas PDP Kahyangan," katanya.

Ia menduga ada kemungkinan keterlibatan pegawai PDP Kahyangan dalam kasus hilangnya kopi yang siap dipasarkan itu dan setiap hari ada yang diambil 1-2 dus kopi, sehingga jumlah kopi bubuk yang hilang semakin bertambah.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016