Sao Paulo,  (Antara/Reuters) - Kemenangan di Brazil pada Minggu, sama dengan memenangi gelar Formula 1: terdengar seperti tugas sederhana bagi Nico Rosberg namun cukup sulit untuk dicapai.  
   
Pebalap Jerman ini hanya kurang satu kemenangan dari mengamankan gelar kejuaraan perdananya, yang akan digapainya jika ia menang di Interlagos, tanpa terpengaruh di mana posisi finis rekan setimnya di Mercedes, juara dunia tiga kali, serta rival utamanya Lewis Hamilton.

Catatan yang ada memihak kepada Rosberg -- ia menang di Sao Paulo pada dua musim terakhir dari posisi start terdepan, di mana sirkuit model berlawanan arah jarum jam ini belum pernah menjadi tempat meraih kemenangan bagi Hamilton.

Tekanan dengan jarak yang begitu dekat dengan impian seumur hidup dapat berkecamuk di dalam benak, dan meningkatkan tekanan, sedangkan cuaca Sao Paulo dapat menimbulkan masalah bagi rencana-rencana terbaik.

Tahun lalu, Hamilton telah memenangi gelar dan fokusnya sudah ke tempat lain. Kali ini, ia datang dengan bekal dua kemenangan beruntun dan, seperti Rosberg, mengincar "hattrick."

Kemenangan lain bagi pebalap Britania itu akan membuat hasil musim ini harus ditentukan di Yas Marina Abu Dhabi dan, jika Rosberg gagal mendapat angka di Brazil, terdapat potensi skenario "winner takes all."
 
"Saya akan menunggu sampai akhir tahun," kata petinggi Formula 1Bernie Ecclestone ketika ditanyai apakah ia merasa Rosberg mengincar "taruhan teraman."
   
Rosberg tidak akan mengubah pendekatan "satu balapan satu persatunya."

"Masih ada dua balapan untuk dilalui dan apapun dapat terjadi di olahraga ini, maka saya perlu memfokuskan energi saya pada faktor-faktor bahwa saya mengendalikan situasi," ucapnya.

Hamilton berada di teritorial yang tidak umum untuknya, dengan gelar belum tentu akan menjadi miliknya bahkan meski ia menang di Brazil dan Abu Dhabi, namun perlu mengingat bahwa musim belum habis sampai benar-benar usai.

Keandalan, atau kekurang andalan, dapat mengubah momentum dan Mercedes akan melakukan apapun untuk memastikan bahwa kedua pebalap tidak mendapat masalah-masalah mekanis.

Kenangan kejuaraan pertamanya dengan McLaren pada 2008, yang diamankan di Brazil dengan menyalip pada tikungan terakhir pada putaran terakhir ketika kelihatannya kemenangan akan menjadi milik favorit tuan rumah Felipe Massa, selalu terdapat di sana.

"Ini bukan skenario yang biasa saya berada di dalamnya -- berjuang untuk sesuatu dan tidak tahu pasti apakah yang Anda lakukan akan menjamin bahwa Anda mampu melakukannya," kata Hamilton. "Hasilnya akan menyakitkan bagi seseorang dan yang lainnya akan mendapat pencapaian besar."

"Terlepas dari itu, saya akan terus mendorong. Sejak awal karir Formula 1 saya, saya telah melihat apapun dapat berubah bahkan pada saat yang sangat terakhir, maka Anda harus berjuang sampai benar-benar akhir. Saya tidak pernah menang di Brazil, maka saya akan menuju akhir pekan ini dengan fokus pada mengubah hal itu."

Selain persaingan perebutan gelar, kedua pebalap Mercedes akan harus mewaspadai dua pebalap Red Bull Daniel Ricciardo dan Max Verstappen, serta dua pebalap Ferrari Sebastian Vettel dan Kimi Raikkonen.

Vettel juga harus memperhatikan bahasanya, setelah ia menimbulkan masalah di Meksiko dengan mengungkapkan rasa jengkelnya melalui radio.

Sementara itu Massa akan mengecap atmosfer mengharukan untuk terakhir kalinya, di mana Minggu akan menjadi balap perpisahannya di kandang sendiri sebelum pensiun dari Williams.

Pebalap McLaren Jenson Buton juga akan melakukan penampilan terakhirnya di trek, di mana ia memenangi kejuaraan 2009. (*)

Pewarta: Supervisor

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016