Bojonegoro, (Antara Jatim) - Sejumlah pedagang di Bojonegoro mengakui bahwa omzet penjualan beras mengalami penurunan hingga mencapai 40 persen, disebabkan panen yang terjadi merata di Jawa Timur dan Jawa Tengah, sejak dua pekan terakhir.

"Penurunan omzet penjualan beras rata-rata pedagang bisa mencapai 40 persen dibandingkan dalam kondisi normal, tapi harga beras masih stabil," kata Pemilik UD Barokhah di Bojonegoro Khafid Al Amin, di Bojonegoro, Kamis.

Ia enggan menyebutkan jumlah penurunan omzet penjualan berasnya, tapi biasanya beras yang diproses di tempatnya dikirimkan ke berbagai daerah di Jawa Timur, seperti Surabaya juga Madura.

"Penurunan omzet beras hampir dialami semua pedagang beras," ucap Khafid dibenarkan seorang pedagang beras di Pasar Banjarjo, Kecamatan Kota, Bojonegoro Waris.

Menurut Waris, omzet penjualan berasnya yang biasanya bisa mencapai 8 ton per hari, turun menjadi berkisar 3-5 ton per hari.

Baik Khafid maupun Waris sama-sama sependapat bahwa terjadinya penurunan omzet penjualan berbagai jenis beras disebabkan di berbagai daerah di Jawa Timur, juga Jawa Tengah, berlangsung panen tanaman padi.

Meskipun, menurut Waris, panen tanaman padi di luar daerah termasuk di Bojonegoro dan Tuban, tidak luas.

"Karena ada panen maka pedagang lebih senang membeli beras di tempatnya masing-masing, karena perhitungannya lebih murah," jelas Khafid, menegaskan.

Ia menjelaskan dirinya memproses berbagai jenis beras untuk dijual kembali dengan harga beras super kepala Rp9.300 per kilogram, medium super Rp8.300 per kilogram dan medium Rp7.950 per kilogram.

Data harga beras di Pasar Banjarjo dan Pasar Kota menyebutkan harga beras untuk masyarakat sejahtera (rastra) Rp6.900-Rp7.000 per kilogram, harga beras panenan baru berkisar Rp8.200-Rp8.500 per kilogram.

Sedangkan harga beras super di dua pasar tradisional itu berkisar Rp9.500-Rp10.500 per kilogram.

Kasi Usaha dan Sarana Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Bojonegoro Didik Hari S, menyatakan pemerintah kabupaten (pemkab) mempersiapkan menggelar pasar murah menjelang Hari Natal dan Tahun Baru 2017.

"Pasar murah digelar dengan mempertimbangan kebutuhan masyarakat akan meningkat menjelang Natal dan Tahun Baru 2017, selain juga faktor melemahnya daya beli masyarakat yang mulai terjadi sekarang ini," paparnya.(*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016