Bojonegoro (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mewaspadai curah hujan tinggi di daerah yang berpeluang menimbulkan tanah longsor di 12 kecamatan selama November-Desember.
"Hujan di daerah kami selama November-Desember sudah mulai normal, tapi berpeluang menimbulkan tanah longsor karena curah hujannya tinggi," kata Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bojonegoro Sukirno, di Bojonegoro, Selasa.
Sesuai laporan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Bandung menyebutkan di daerahnya yang rawan tanah bencana tanah longsor ada 12 kecamatan yaitu Kecamatan Sugihwaras, Trucuk, dan Malo.
Selain itu Kecamatan Bubulan, Margomulyo, Tambakrejo, Purwosari, Ngambon, Temayang dan potensi tanah longsor tingkat menengah hanya di Kecamatan Kasiman.
"Kami sudah menginstruksikan tim penanggulangan bencana di seluruh desa di daerah kami untuk bersiaga mengantisipasi datangnya ancaman bencana," ucapnya menegaskan.
Sesuai data dari badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Malang menyebutkan sifat hujan yang terjadi selama November-Desember masing-masing 85-115 persen, dengan curah hujan berkisar 51-544 mm dan 151-576 mm.
Sedangkan sifat hujan Oktober di atas normal berkisar 151-200 persen dan curah hujan 14-396 mm.
"Sifat hujan selama Oktober di atas normal karena baru masuk musim hujan," ucapnya.
Kepala BPBD Bojonegoro Andik Sudjarwo, menjelaskan hujan selama November-Desember belum tentu mengakibatkan banjir luapan Bengawan Solo, karena terjadinya banjir di hilir Jawa Timur, tidak hanya dari konstribusi hujan lokal.
Tapi, lanjut dia, banjir luapan Bengawan Solo juga dipengaruhi hujan yang terjadi di daerah hulu Jawa Tengah, juga Ngawi dan sekitarnya.
Dimintai konfirmasi terpisah Kasi Logistik dan Prasarana BPBD MZ. Budi Mulyono, menambahkan BPBD belum membuka posko bersama dalam menghadapi ancaman bencana banjir luapan Bengawan Solo, banjir bandang dan tanah longsor.
Posko bersama, katanya, akan melibatkan berbagai instansi terkait, antara lain, Kodim 0813, kepolisian resor (polres) juga pihak lainnya dibuka kalau ancaman bencana semakin serius.
"Tapi sekarang kewaspadaan menghadapi ancaman bencana tetap kita lakukan sejak awal Oktober lalu," tandasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Hujan di daerah kami selama November-Desember sudah mulai normal, tapi berpeluang menimbulkan tanah longsor karena curah hujannya tinggi," kata Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bojonegoro Sukirno, di Bojonegoro, Selasa.
Sesuai laporan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Bandung menyebutkan di daerahnya yang rawan tanah bencana tanah longsor ada 12 kecamatan yaitu Kecamatan Sugihwaras, Trucuk, dan Malo.
Selain itu Kecamatan Bubulan, Margomulyo, Tambakrejo, Purwosari, Ngambon, Temayang dan potensi tanah longsor tingkat menengah hanya di Kecamatan Kasiman.
"Kami sudah menginstruksikan tim penanggulangan bencana di seluruh desa di daerah kami untuk bersiaga mengantisipasi datangnya ancaman bencana," ucapnya menegaskan.
Sesuai data dari badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Malang menyebutkan sifat hujan yang terjadi selama November-Desember masing-masing 85-115 persen, dengan curah hujan berkisar 51-544 mm dan 151-576 mm.
Sedangkan sifat hujan Oktober di atas normal berkisar 151-200 persen dan curah hujan 14-396 mm.
"Sifat hujan selama Oktober di atas normal karena baru masuk musim hujan," ucapnya.
Kepala BPBD Bojonegoro Andik Sudjarwo, menjelaskan hujan selama November-Desember belum tentu mengakibatkan banjir luapan Bengawan Solo, karena terjadinya banjir di hilir Jawa Timur, tidak hanya dari konstribusi hujan lokal.
Tapi, lanjut dia, banjir luapan Bengawan Solo juga dipengaruhi hujan yang terjadi di daerah hulu Jawa Tengah, juga Ngawi dan sekitarnya.
Dimintai konfirmasi terpisah Kasi Logistik dan Prasarana BPBD MZ. Budi Mulyono, menambahkan BPBD belum membuka posko bersama dalam menghadapi ancaman bencana banjir luapan Bengawan Solo, banjir bandang dan tanah longsor.
Posko bersama, katanya, akan melibatkan berbagai instansi terkait, antara lain, Kodim 0813, kepolisian resor (polres) juga pihak lainnya dibuka kalau ancaman bencana semakin serius.
"Tapi sekarang kewaspadaan menghadapi ancaman bencana tetap kita lakukan sejak awal Oktober lalu," tandasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016