Surabaya (Antara Jatim) - Siswa SMP Tag atau 17 Agustus 1945 memperkenalkan aneka permainan tradisional dan cara mambatik kepada mahasiswa asal Jepang yang sedang melakukan observasi di Surabaya, Rabu.

Kepala SMP Tag, Wiwik Wahyuningsih mengatakan, sekolahnya sengaja menyambut kedua mahasiswa Jepang tersebut batik dan permainan tradisional untuk memperkenalkan keragamanan budaya Indonesia.

"Dengan aneka permaian tradisional ini harapannya bisa menjadi penyemangat siswanya dalam menunjukkan kebudayaan tradisional kepada orang asing. Sehingga tak hanya memperhatikan budaya asing yang masuk di Indonesia," katanya kepada wartawan.
 
Wiwik menjelaskan, Kunjungan mahasiswa asal Jepang ini sebagai observasi pembelajaran. Jadi para siswa bisa diarahkan belajar sambil berdiskusi.

Sementara itu, Diah Andini (13), siswa kelas 9 SMP Tag ini terlihat mendampingi Mio Yamaguci (20) dan Tateoka Honoka (20) yang baru pertama kali mengetahui cara membatik. Meskipun kerap tersenyum sambil mengajarkan memakai canting (alat menulis pada batik) pada kedua warga asing, diakui gadis berjilbab ini ia cukup gugup.

“Agak-agak grogi sih, tetapi untungnya masih paham dikit-dikit buat ngajarin pakai bahasa Inggris,” jelasnya.

Selain itu, siswa lain terlihat antusias menunjukkan cara bermain dakon dan bekel pada kedua mahasiswa tersebut. Bahkan, salah satu siswa kelas 8B, Ari Kurniawan meminta tanda tangan dan tulisan bahasa Jepang pada Mio Yamaguci.

“Penasaran saja tanda tangan dari tulisan Jepang. Karena saya suka baca komik Jepang,” ungkap Ari.

Sementara itu, Mio mengungkapkan ia mengunjungi sekolah-sekolah di Surabaya dalam rangka Japan Foundation selama 1 bulan. Ia dan Tateoka akan melihat budaya dan sistem belajar siswa di Surabaya.

“Kalau dibandingkan dengan Jepang, orang di Indonesia itu hangat dan gampang membaur. Saya sangat senang,”terangnya.

Ia juga baru mengetahui kalau batik bisa di produksi secara individu. Karena ia mengira motif yang rumit pada batik hanya bisa dikerjakan industri. Baginya pendidikan Indonesia sudah cukup baik dan tertib.

Selain melakukan observasi ke SMP-TAG, kedua mahasiswa Jepang ini juga akan belajar di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) selama sebulan. Mereka juga akan mengajar mahasiswa Unesa selama seminggu sebelum mereka kembali ke Jepang. (*)

Pewarta: willy irawan

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016