Malang, (Antara Jatim) - Alat penyaring minyak bekas (jelantah) hasil karya mahasiswa Universitas Brawijaya (UB), Kota Malang, Jawa Timur, meraih medali emas pada kompetisi internasional "The 3rd International Young Inventors Award" (IYIA) yang digelar di Surabaya Convention Hall.
Koordinator Tim Sofia Afifah A dari Fakulas Teknik Kimia, Sabtu di Malang mengatakan kompetisi yang digelar selama tiga hari dan berakhir pada Jumat (9/9) itu diselenggarakan "Indonesian Invention and Innovation Promotion Association" (INNOPA), dan diikuti 100 tim dari berbagai negara.
Tim peserta, kata Sofia berasal dari berbagai jenjang pendidikan mulai SD, SMP, SMA dan berbagai universitas dari Malaysia, Thailand, Philipina, Taiwan, Korea Selatan, China, Mesir, Jordania, Syria, Romania, Rusia, Kroasia, Amerika serta Kanada.
"Alat penyaring minyak jelanta yang kami beri nama "Zuvier Purify Oil Filter" itu adalah hasil karya Tim UB gabungan dari mahasiswa jurusan Teknik Mesin dan Teknik Kimia, dan alat tersebut berguna menyaring minyak jelantah menjadi minyak layak pakai," katanya.
Terkait proses pembuatan alat, Sofia menjelaskan awalnya tim dibagi menjadi dua grup, yakni tim dari Teknik Kimia melakukan riset untuk mengubah minyak jelantah menjadi minyak layak pakai, sedangkan tim dari Teknik Mesin bertugas mendesain alat, membuat otomatisasi alat, pengkodean alat, dan konsep alat.
"Kami bersama menganalisa dan menyaring apa yang tak terpakai dalam kandungan minyak jelantah hingga minyak hasil penyaringan itu bisa dipakai kembali," ucapnya.
Sofia mengatakan setelah dianalisa dan disaring, hasil riset tim diujicoba di laboratorium Fakultas Teknologi Pertanian, kemudian ditunjukkan ke panitia kompetisi dengan hasil memuaskan dan memenuhi standar.
"Sebelumnya kami juga menganalisa bahan apa saja yang layak dan tidak menimbulkan bahaya jika di gunakan dalam alat tersebut," katanya.
Sementara Koordinator dari tim Teknik Mesin Indra Barani mengatakan prinsip kerja alat terdiri dari tiga mekanisme yakni pemanasan, pengadukan dan terakhir penyaringan yang digabungkan menjadi enam bagian dengan setiap bagian diletakkan pada setiap tempat yang berbeda.
"Pada proses pertama, minyak jelantah disaring dari kotoran penggorengan yang berupa padatan, kemudian pompa vakum pada alat menyala agar minyak dari filter ke-1 mengalir ke dalam filter ke-2. Selanjutnya terjadi proses pemanasan suhu minyak hingga mencapai 150 derajat celcius, tujuannya menghilangkan air karena pada suhu tersebut air akan berubah," ucapnya.
Pada filter ke-2, kata Indra juga terdapat sensor suhu berupa termokopel, dan dari sensor inilah kondisi penyaringan dapat terkontrol, dan pada suhu mencapai 150 derjat celcius pompa vakum pada alat akan menyala kembali untuk mengalirkan minyak dari filter ke-2 menuju filter ke-3.
"Kemudian pada filter ke-3, 4 dan 5 terdapat proses pemanasan dan pengadukan selama 1 jam dengan suhu 150 derajat celcius kembali dengan waktu senggang di setiap proses kami atur 2 detik, dan vakum atau penyaring akan bekerja selama 2 menit," katanya.
Pada filter ke-3 sebelumnya, Indra menjelaskan kadar lemak jenuh juga dihilangkan dengan zeolit, atau semacam bahan untuk menghilangkan lemak jenuh.
Selanjutnya, pada filter ke-4 digunakan arang aktif yang berfungsi sebagai bahan mengurangi kadar logam pada minyak jenuh, dan pada filter ke-5 terdapat bentonit atau bahan permurni minyak dari segi warna.
"Kemduian, pada filter ke-6 hasil produk disaring kembali agar minyak yang dihasilkan benar benar bersih dari padatan," ucapnya.
Sementara dalam kompetisi tersebut, tim yang diturunkan terdiri enam orang, dua di antaranya Indra Barani dan Sofia Afifah A, kemudian Yuyun Drupadi A A (Teknik Kimia), Mohammad Rizal Fauzi (Teknik Kimia), Linggar Gara Putra S (Teknik Mesin), dan Neila Nabilah (Teknik Kimia) serta dibimbing Ir Bambang Poerwadi.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016