Surabaya (Antara Jatim) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menyiapkan beberapa strategi khusus guru adaptif SMK agar tetap mengajar di satu sekolah tanpa kekurangan jam mengajar.

"Jika syarat 24 jam seminggu tidak terpenuhi, maka uang tunjangan profesi guru (TPG) tidak cair, sehingga guru mencari tambahan jam ke sekolah lain, terutama bagi guru yang sudah tersertifikasi," katanya di Surabaya, Rabu.

Ditemui di sela Rapat Pleno dan Konsolidasi Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS), ia menjelaskan guru yang mencari jam mengajar di luar sekolah asal menyebabkan perkembangan sekolah menjadi tidak sehat.

"Kewajiban mengajar 24 jam itu kan undang-undang, ketika di lapangan kita pantau. Ternyata ada masalah, karena banyak sekolah yang gurunya kekurangan jam, sehingga mencari jam di luar. Itu tidak bagus untuk sekolah, maka perlu diadakan perubahan," katanya.

Dia menjelaskan, penambahan jam mengajar bisa didapat dari kegiatan pembimbingan, kegiatan ko-kurikuler, serta program penguatan karakter. Di dalam penguatan karakter tersebut, guru menjadi pembina. Isinya seputar aktivitas-aktivitas penguatan karakter.

"Untuk linier masih tetap dipakai, sedang untuk guru adaptif SMK akan ada pengecualian agar memenuhi jam ajar. Salah satunya dengan meningkatkan guru adaptif menjadi guru produktif," katanya.

Terkait guru prodiktif itu merupakan peningkatan untuk diberi penguasaan materi minor. Selain dia menguasai bidang studi utama, dan mata pelajaran utama, maka ada mata pelajaran lain yang bisa dipegang.

Hal itu disebabkan jumlah guru adaptif yang cukup tinggi dibandingkan dengan guru produktif. Kelebihannya hingga 40 persen.

"Nanti akan kita tingkatkan, kita sekolahkan lagi untuk mata pelajaran yang memang produktif sesuai keahlian yang dibutuhkan," katanya.

Dia mencontohkan guru mata pelajaran fisika bisa dikembangkan untuk ambil keahlian di bidang mesin. (*)

Pewarta: willy irawan

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016