Banyuwangi (Antara Jatim) – Sejumlah wisatawan menikmati suguhan dari acara tumpeng sewu yang merupakan tradisi tahunan dari masyarakat Desa Kemiren, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
     
Seperti pada Minggu (4/9) malam, ribuan orang memenuhi jalanan Desa Kemiren yang saat itu menyajikan seribu tumpeng, yakni nasi yang diolah sedemikian rupa dan dibentuk seperti kerucut.
     
Para wisatawan dan warga yang di atas tikar menikmati suasana di bawah sinar obor di depan rumah-rumah warga.
     
Tumpeng-tumpeng dengan lauk pecel pithik (ayam) dan sayur lalapan itu ditutup dengan daun pisang.
     
Seusai pembacaan doa yang disiarkan lewat masjid desa setempat, wisatawan dan warga mulai menikmati nasi tumpang dan lauknya. Meskipun di antara mereka baru saling mengenal, namun keakraban sudah terjalin dengan baik.
     
Nuke Ladyna, wisatawan asal Surabaya, mengaku ikut merasakan kehangatan dari penyambutan warga Desa Kemiren yang merupakan warga desa yang masih memelihara ada istiadat Osing.
     
"Saya tahu acara Tumpeng Sewu dari Twitter. Dua minggu lalu saya sudah berencana main ke sini. Saat tiba di sini, kami langsung diajak makan bersama oleh warga. Mereka semua sangat ramah," katanya.
     
Asisten dosen di Universitas Airlangga itu juga menyatakan terkesan dengan pecel pithik. Dia mengaku baru pertama kali melihat pecel pithik yang menjadi sajian utama di Tumpeng Sewu.
     
"Saya baru pertama kali ini melihat ayam bakar dicampur bumbu kelapa," kata Nuke.
     
Hal yang sama dilontarkan oleh wisatawan asal Surabaya lainya, Anggraenny Prajayanti. Gadis yang akrab disapa Aang itu, juga sempat melihat proses pembuatan pecel pithik. Aang mendatangi rumah penduduk pada Minggu siang untuk melihat bagaimana pembuatan pecel pithik.
    
"Ternyata cara masaknya unik. Saya kira dibakar langsung, ternyata didekatkan pada api sehingga lemak dan darah dari ayam itu hilang. Selain itu, nasinya ternyata ditanak dengan cara dikukus," kata Aang.
     
Tumpeng Sewu merupakan tradisi adat warga Osing, suku asli masyarakat Banyuwangi, yang digelar seminggu sebelum Idul Adha. Sebelum makan tumpeng warga akan di ajak berdoa agar desanya dijauhkan dari segala bencana, dan sumber penyakit karena ritual tumpeng sewu diyakini merupakan selamatan tolak bala.
     
Setiap rumah warga Osing di Kemiren mengeluarkan minimal satu tumpeng yang diletakkan di depan rumahnya. Pagi harinya sebelum dimulai selamatan masal, warga telah melakoni ritual mepe (menjemur) kasur.
     
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Pemkab Banyuwangi Yanuar Bramuda mengatakan pihaknya terus berupaya mengangkat tradisi lokal Banyuwangi, seperti tumpeng sewu.
     
Menurut dia, tradisi menjadi salah satu daya tarik wisata yang banyak diminati wisatawan. Saat ini banyak travel yang membuat paket-paket wisata yang memasukkan atraksi budaya sebagai salah satu destinasinya.
     
"Kekhasan semacam ini banyak diminati wisatawan. Kami akan terus mendorong bentuk-bentuk wisata ini karena wisata tradisi ini juga bisa memperpanjang lama tinggal wisatawan di Banyuwangi. Mereka yang setelah dari Gunung Ijen, bisa menikmati dulu tradisi Kemiren," kata Bramuda.
     
Selain itu, lanjut dia, nilai-nilai yang dimiliki warga Banyuwangi yang egaliter dan terbuka juga menopang Banyuwangi dalam membidik segmentasi pariwisata syariah. Pariwisata Banyuwangi saat ini masih didominasi wisatawan asing dari Eropa, seperti Prancis dan Belanda.
     
"Tradisi semacam tumpeng sewu ini akan memperluas segmentasi kami ke pasar Timur Tengah dan Asia. Karena karakter wisatawan di kawasan tersebut menyenangi tradisi swmacam ini. Kami juga sudah ada pembicaraan dengan agen travel dari Malaysia. Mereka tertarik untuk membuat paket wisata yang langsung dari Malaysia ke Banyuwangi. Semuanya sedang kita siapkan," ujar Bramuda.
     
Sampai saat ini, katanya, jumlah kunjungan wisatawan ke Banyuwangi terus meningkat. Pada 2015 wisatawan mancanegara mencapai 40 ribu, dan wisatwan domestik sejumlah 1,8 juta orang.
     
"Target kami tahun 2016 ini wisman tembus 50 ribu, dan domestik 2,5 juta orang. Saat bulan ini sudah 2,1 jta wisatawan yang melancong ke Banyuwangi," ujar Bramuda. (*)

Pewarta: Masuki M. Astro

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016