Madiun (Antara Jatim) - Perum Perhutani KPH Madiun memasang "Fire Danger Index" atau alat indikator yang dipakai sebagai tolok ukur tingkat kekeringan hutan yang rawan terbakar saat musim kemarau.

Administratur KPH Madiun Widi Tjahjanto di Madiun, Sabtu mengatakan, dengan adanya alat indikator tersebut petugas KPH setempat akan mengetahui wilayah hutan mana yang memiliki tingkat kerawanan tinggi untuk terbakar.

"Sehingga, dapat diantisipasi sejak awal jika terjadi kebakaran hutan di wilayah KPH Madiun," ujar Widi kepada wartawan.

Menurut dia, jumlah alat indikator kebakaran hutan tersebut telah dipasang di 39 titik lokasi di seluruh wilayah KPH Madiun, terlebih di titik-titik yang dinilai rawan terjadi kebakaran hutan.

Dalam alat indikator tersebut terdapat empat level siaga. Yakni level siaga IV yang berarti tingkat kerawanan kebakaran hutan masih rendah. Level itu ditunjukkan dengan indikator warna hijau.

Kemudian, level siaga III yang berarti tingkat kerawanan kebakaran hutan sedang. Level itu ditunjukkan dengan indikator warna kuning.

Lalu, level siaga II yang berarti tingkat kerawanan kebakaran hutan tinggi. Level itu ditunjukkan dengan indikator warna oranye.

Dan terakhir level siaga I yang berarti tingkat kerawanan kebakaran hutan sangat tinggi. Level itu ditunjukkan dengan indikator warna merah.

Nantinya, petugas Perhutani setempat setiap hari akan melakukan perbaruan kondisi alat indikator sesuai dengan hasil pantauan di lapangan. 

"Dengan alat indikator tersebut akan diketahui potensi kebakaran hutan berada di kategori hijau, kuning, atau merah. Sehingga petugas di lapangan siap dan dapat mengatispasinya," kata Widi.

Ia menambahkan, selain menggunakan alat indikator, pihaknya juga memanfaatkan satelit dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup untuk memantau jika ada titik panas atau api di wilayah kerjanya.

Ia juga mengimbau masyarakat di sekitar hutan untuk waspada. Jika terjadi kebakaran hutan, diminta untuk segera menghubungi pos jaga atau petugas perhutani terdekat. (*)

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016