Surabaya (Antara Jatim) - Wagub Jatim H Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa (Menteri Sosial) bertemu dalam satu panggung pada peresmian gedung baru Harian Kompas di Jalan Raya Gubeng, Surabaya, Kamis.

Dalam acara yang juga dihadiri Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, dan Rektor Unair Prof Mohammad Nasih itu, Gus Ipul yang sempat sama-sama menggunting rangkaian bunga di panggung acara peresmian itu menyampaikan rasa syukur karena dipertemukan dengan Khofifah.

"Pertemuan yang diadakan Kompas ini jarang terjadi, karena itu saya bersyukur bisa bertemu bu Khofifah," kata pendamping Soekarwo yang sudah dua periode bertarung dengan Khofifah dalam Pilgub Jatim 2008 dan 2013.

Sementara itu, Mensos Khofifah yang duduk berdampingan dengan Gus Ipul dalam deretan VIP itu mengaku dirinya dalam menjalani tugas selama ini banyak dibantu oleh ketajaman media dalam memotret kehidupan masyarakat dan negara, baik budaya, ekonomi, politik, harmoni sosial, maupun kehidupan keagamaan.

"Potret dengan ketajaman tertentu itu memberi input yang berharga buat policy maker dimanapun. Bagi saya, potret masyarakat yang terlantar dan kurang gizi juga saya dapat dari media, sehingga bisa langsung mengirim tim reaksi cepat," katanya.

Selain media, dirinya juga mengacu pada data BPS tentang kemiskinan. "Untuk kemiskinan di desa, Jatim menempati peringkat pertama, tapi untuk kemiskinan di kota justru Jateng yang menempati peringkat pertama," katanya.

Menurut dia, data BPS itu penting untuk menentukan kebijakan yang berbeda pada setiap provinsi sesuai dengan tingkatan permasalahannya. "Mendikbud bisa menetapkan lokasi KKN, lalu saya bisa memetakan sasaran pendampingan, termasuk saya bisa bekerja sama dengan universitas mana," katanya.

Selain itu, Kemendes bisa memilah desa yang perlu diintervensi agar menjadi desa sejahtera dan mandiri. "Tahun lalu (2015) ada 100 desa yang disasar, lalu tahun ini (2016) ada 44 desa yang disasar," katanya.

Ditanya tentang Perppu Kebiri yang menjadi polemik di DPR RI, Mensos menegaskan bahwa ada tiga frasi yang mempersoalkan waktu dan konten, tapi tujuh fraksi lainnya tidak mempersoalkannya. "Posisinya sampai sekarang masih 7:3 itu, bahkan saya dengar tiga fraksi itu sudah tinggal dua," katanya.

Acara peresmian dengan pengguntingan rangkaian bunga oleh Mensos dan Wagub Jatim itu dilanjutkan dengan diskusi bertajuk "Kebangkitan Jatim" yang menampilkan Dias Satria (staf khusus Dekan FE Unair), Muhammad Najikh (pebisnis perikanan), Peter S Tjioe (pebisnis marmer melengkung), dan Bupati Banyuwangi AA Anas. (*)

Pewarta: Edy M Yakub

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016