Tulungagung (Antara Jatim) - Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mengeluhkan keterlambatan stok sediaan obat dalam program jaminan kesehatan nasional (JKN) di mayoritas puskesmas daerah tersebut, karena berpotensi mengganggu layanan medis publik.
    
"Untuk stok di dinkes memang sebagian sudah terpenuhi. Tapi untuk puskesmas-puskesmas ini yang banyak belum terpenuhi karena mungkin pemasok mempertimbangkan volume (permintaan) yang nilainya tidak seberapa besar," kata Kasi Kefarmasian dan Perbekalan Makanan Dinkes Tulungagung Masduki di Tulungagung, Senin.
    
Masduki menjelaskan, dari pengadaan obat tersebut ada beberapa obat yang dianggarkan dari dana JKN mengalami keterlambatan, termasuk di antaranya obat yang dibutuhkan untuk rawat inap.
    
Padahal, kata dia, dinkes maupun pejabat bagian pengadaan puskesmas-puskesmas sudah melakukan tahapan "percussing" (pengajuan pengadaan barang/obat) melalui sistem "e-cataloque" sejak April.
    
"Keterlambatan ini berasal dari penyedianya. Padahal kami sudah melakukan percussing ke e-katalog. Namun, yang belum datang beberapa obat ya dari JKN itu," katanya.
    
Masduki mengatakan, meski terlambat datang namun menurutnya belum sampai berpengaruh terhadap proses layanan saat ini.
    
Artinya, kata Masduki, sediaan obat yang ada masih mencukupi termasuk pasokan dari hasil pengadaan di tingkat dinkes yang didistribusikan ke puskesmas-puskesmas, namun ia mengakui cukup khawatir pada akhirnya berdampak ke layanan medis.
    
"Stok yang belum datang itu merupakan 'buffer stock' (obat sediaan cadangan). Jadi belum berimbas langsung," ujarnya.
    
Masduki merinci obat yang belum datang di antaranya obat cefotaxim injeksi, ceftriaxon injeksi, ranitidine injeksi, ondensentron injeksi, trihexipenidil tablet dan beberapa obat JKN lain.
    
"Untuk obat yang belum datang itu merupakan obat untuk puskesmas rawat inap," ujarnya.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016