Gresik, (Antara Jatim) -  PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) hingga kini masih mampu mencapai target dari induknya yakni PT Pertamina Hulu Energi (PHE), meski turunnya harga minyak dunia memaksa memangkas kegiatan eksplorasi dan ekspoitasi di wilayah kerjanya yang ada di perairan lepas pantai Bangkalan, Madura.

"Produksi PHE WMO menjadi salah satu tulang punggung bagi tercapainya target produksi PHE pada semester I 2016. Kami harap kinerja ini terus ditingkatkan dengan tetap mengedepankan aspek keselamatan pekerja dan lingkungan," ucap President Director PHE, Gunung Sardjono Hadi, di Gresik, Rabu.

Ia mengatakan produksi gas yang dicapai sekitar 100 hingga 110 juta kaki kubik per hari, sedangkan minyak sekitar 10.000 barel per hari.

Gunung, usai menjadi inspektur upacara peringatan HUT Kemerdekaan ke-71 Republik Indonesia yang berlangsung di areal ORF (Onshore Receiving Facility) PHE WMO di Desa Sidorukun, Gresik mengatakan produksi gas PHE sampai saat ini sebesar 776,6 MMSCFD atau satuan gas. 

Selain itu, PHE memproyeksikan produksi gas hingga akhir tahun 2016 mencapai 724,6 MMSCFD, naik dibandingkan realisasi tahun lalu sebesar 678 MMSCFD.

Untuk minyak, kata Gunung PHE belum akan meningkatkan produksi karena kondisi harga minyak yang relatif masih rendah. 

Meski demikian pada akhir tahun 2016, PHE mematok produksi minyak 62.613 BOPD, lebih tinggi dari target 61.000 BOPD. 

Keberhasilan PHE WMO, lanjut Gunung, bukan hanya buah kerja keras karyawan dan manajemen, tetapi pastilah juga berkat dukungan seluruh pemangku kepentingan, khususnya warga di sekitar areal operasi atau pun ORF yang ada di Gresik.

"Terima kasih atas dukungan dan kerjasama yang telah bapak dan ibu berikan sehingga PHE WMO bisa menjadi salah satu tulang punggung bagi PHE dalam pemenuhan produksi minyak dan gas. Dukungan warga sangatlah penting sehingga kegiatan operasi berjalan lancar," katanya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto dalam sambutan tertulis yang dibacakan Gunung Sardjono saat upacara mengatakan, peringatan kemerdekaan tahun ini mengacu tema mencapai kedaulatan, dan Pertamina sebagai tangan negara terus meningkatkan kehadirannya. 

"Pertamina harus melayani masyarakat di setiap jengkal wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Untuk itu, Pertamina tidak hanya fokus pada bisnis semata melainkan masuk ke pedalaman hingga pulau-pulau kecil hingga ke wilayah perbatasan," katanya.

Berkaitan dengan semangat kemajuan sebagai implementasi proklamasi, Dwi berharap Pertamina terus meningkatkan peran dalam kesejahteran masyarakat melalui peran di sektor industri energi. 

Ia mengatakan, beberapa peran proyek strategi sedang dijalankan di antaranya pengembangan lapangan Jambangan Tiung-Biru, pembangunan 13 pembangkit listrik tenaga panas, pengembangan terminal BBM di Pulau Sambu, dan di Tanjung Uban, Kepulauan Riau.

"Selain itu ada peningkatan kapasitas kilang melalui program RDMP Balikpapan, Cilacap, Dumai, dan Balongan. Serta pembangunan kilang baru melalui program GRR di Bontang, dan Tuban. Tidak ketinggalan pula pembangunan perpipaan gas Gresik-Semarang. Dari semua kegiatan itu melibatkan 291 ribu tenaga kerja," tuturnya.

Dwi menegaskan berkait dengan tema kerja sama dengan dunia, Pertamina mengambil inisiatif mendukung peran diplomasi pendidikan, maupun ekonomi. 

"Khusus diplomasi ekonomi, Pertamina bekerja sama di bidang energi, baik dalam ekspor maupun impor migas. Perluasan jangkauan pelayanan pemasaran BBM dan pelumas, maupun pengembangan ladang migas di luar negeri," katanya. 

Dwi mengatakan capaian produksi Pertamina meningkat, dan sampai semester pertama 2016 produksi minyak mentah naik 10 persen dari capaian produksi 2015, dan pada bulan Agustus, Pertamina juga berencana membeli saham perusahaan minyak di luar negeri yang bila diproyeksikan menambah produksi 30.000 BOPD.

"Di sektor pemasaran Pertamina juga mulai menginisiasikan operasi di luar negeri. Contohnya, untuk pelumas pihaknya sudah mengakuisisi pabrik pelumas di Thailand. Berikutnya, brand terkait dengan itu brand kami sudah ada di Timor Leste, dan Myanmar serta di beberapa negara ASEAN lainnya," ucapnya.

Selain kinerja operasional, pilar efisiensi di semua lini juga menghasilkan dampak keuangan yang signifikan, seperti pada tahun 2015 efisiensi tersebut mencapai USD 608,41 juta. 

"Target Pertamina di tahun 2016 adalah sebesar USD 1.635 juta. Sampai semester pertama 2016 sudah tercapai USD 1.089 juta lebih besar 114 persen dari target semester pertama di tahun 2016," katanya.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016