Tulungagung (Antara Jatim) - Ratusan warga pesisir Pantai Sine, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur terisolir akibat jembatan di jalur utama yang menghubungkan pemukiman nelayan itu dengan daerah lain terputus diterjang banjir bandang, Jumat dini hari.
    
"Warga bersama jajaran muspika sempat bergotong-royong membuat jembatan darurat dari kayu pohon kelapa di atas konstruksi jembatan lama yang patah (putus) namun amblas lagi keran tadi malam hujan deras kembali turun," kata Kepala Desa Kalibatur, Kecamatan Kalidawir, Asim dikonfirmasi melalui telepon, Sabtu.
    
Saat ini, warga dan jajaran muspika kembali membuat jembatan darurat untuk akses warga dan kendaraan kecil.
    
Namun tidak adanya prasarana yang memadai membuat arus distribusi ekonomi, khususnya pengiriman hasil tangkapan ikan nelayan terganggu, kata Asim.
    
"Kami sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk dibangunkan jembatan darurat yang lebih kuat dan mampu dilalui kendaraan kecil maupun besar supaya arus distribusi hasil tangkapan ikan nelayan tetap bisa teralurkan," kata Asim.
    
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tulungagung Suroto mengkonfirmasi jalan putus di jalur menuju Pantai Sine akan segera diperbaiki dengan dibuatkan jembatan alternatif.
    
Teknis pembangunan menurut dia juga telah dibahas bersama jajaran Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya (PUBMCK) Kabupaten Tulungagung untuk memastikan konstruksi jembatan alternatif yang mampu dilalui mobil ataupun truk bermuatan ikan hasil tangkapan nelayan.
    
"Jembatan yang putus itu memang sedang dalam rencana pelebaran (dibongkar) namun lebih dulu amblas akibat banjir bandang sejak Jumat (12/8) dini hari dan berlanjut tadi malam," kata Suroto.
    
Ia mengatakan, ada sekitar 300 kepala keluarga (KK) di Dusun Sine, Desa Kalibatur, Kecamatan Kalidawir.
    
Menurut keterangan salah satu warga Sine bernama Astri, penduduk saat ini hanya bisa keluar dari perkampungan menuju desa lain atau Kota Tulungagung dengan mengendarai sepeda motor.
    
"Kendaraan roda empat tidak bisa. Nelayan tidak bisa mengirim barang ataupun hasil tangkapan menuju keluar, sehingga sebagian terpaksa pendaratan dialihkan ke Pantai Brumbun," kata Astri.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016