Surabaya  (Antara Jatim) – Komunitas Hidroponik Surabaya (KHS) mengembangkan kebun tanpa tanah  yang bisa diterapkan di perkotaan yang lahan terus berkurang.

 “Kami menerapkan metode hemat lahan sehingga cocok digunakan di perkotaan. Tidak perlu banyak lahan, bisa ditanam di halaman rumah atau atap” kata Ketua Ketua Komunitas Hidroponik Surabaya (KHS), Yoso Susriarto, pada Koperasi & UMKM Expo 2016 di Dyandra Convention Center Surabaya, Jumat (12/8).

Ditemui di sela pameran Koperasi & UMKM Expo 2016, Yoso mengatakan bahwa berkebun menggunakan sistem hidroponik sangat mudah. Bahan yang diperlukan hanya bibit, “rockwool” yang mirip busa, pot kecil, dan kain flanel.

“Caranya gampang, bibit disemai di rockwool, tunggu hingga memiliki empat daun kemudian taruh di pot kecil, di dalam potnya sudah terpasang kain flanel yang tujuannya membantu akar-akar untuk keluar kemudian taruh di ruang terbuka agar terkena panas matahari. Semakain panas semakin bagus” katanya.

Ia juga mengungkapkan, perawatan sistem hidroponik hanya pada air dan pupuk. Air jangan sampai terkena matahari agar tidak tumbuh lumut, usahakan kondisinya tetap dingin. Air tidak perlu diganti, hanya terus ditambah apabila sudah berkurang. Sementara pupuknya, menggunakan pupuk/nutrisi AB Mix. Satu liter air hanya membutuhkan pupuk lima mililiter.

“Perawatannya mudah juga, tinggal menunggu satu setengah bulan bisa mulai panen,” ujarnya, menambahkan.

Sistem hidroponik bisa diterapkan pada semua jenis tanaman, yang paling sering dikembangkan adalah bayam, kangkung, selada air, anggrek, tomat. Selain itu, sistem hidroponik tidak menggunakan pestisida sehingga aman dikonsumsi.

Komunitas Hidroponik Surabaya (KHS) adalah wadah bagi pecinta hidroponik untuk berkumpul, belajar, dan berbagi pengetahuan. Keanggotaan KHS tidak dibatasi regional, hingga saat ini keanggotaannya tersebar di seluruh nusantara.

Koperasi & UMKM Expo 2016 di Dyandra Convention Center Surabaya yang diselenggarakan tanggal 10 sampai 14 Agustus  diikuti sekitar 200 UMKM. (*)

Pewarta: Supervisor

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016