Surabaya (Antara Jatim) - Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana mempunyai keinginan untuk membenahi dan memajukan klub kebanggan warga Kota Surabaya, Persebaya yang merupakan ikon bagi Kota Pahlawan.
"Gak bisa dibuat sampingan kalau menangani Persebaya, harus total," kata Whisnu Sakti Buana usai menghadiri rapat paripurna di DPRD Surabaya, Kamis.
Namun, lanjut dia, karena posisinya sedang menjabat jabatan publik, sementara untuk memimpin klub Persebaya membutuhkan totalitas. Maka, sulit bagi dirinya untuk terlibat dalam manajemen Klub kebanggaan Kota Surabaya.
Selain itu, lanjut dia, persoalan kerusuhan yang kerap mewarnai di setiap pertandingannya juga menjadi pertimbangannya untuk tidak ikut campur masalah Persebaya.
"Kita ingin benahi, tapi komitemennya bagaimana. Kalau kalah rusuh, buat apa. Ya yang tertib lah," katanya.
Menurut Whisnu, sebenarnya dirinya tak menginginkan Persebaya pecah. Dirinya sebelumnya berniat untuk menjembatani antar dua pihak yang berselisih, yakni Persebaya 1927 dan Bhayangkara Surabaya United.
Namun, karena keduanya bersikukuh yang legal, maka persoalan tak terselesaikan. "Jadi, tadinya saya ingin jembatani. Cuma dua-duanya ternyata sama-sama kaku," katanya.
Mantan Wakil Ketua DPRD surabaya ini mengatakan sebenarnya dirinya pernah terlibat dalam manajemen Persebaya. Kala itu, dirinya pernah menjadi Ketua Panpel Persebaya. Bahkan, semasa ia menjabat, Persebaya meraih juara liga.
"Tapi kalau kemudian kerusuhan dan urusannya nyawa. Ini yang tak saya inginkan," katanya.
Whisnu menambahkan untuk menjembatani masalah anggaran klub, pihaknya bersedia menjembatani untuk mencarikan investor. Atau, jika memungkinkan, pementah kota membentuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), guna menaungi klub Persebaya.
"Makanya perlu duduk bersama, kalau perlu membentuk BUMD, nanti kita bicarakan dengan DPRD," ujarnya.
Ia mendukung apapun wacana yang berkembang dalam memajukan Persebaya, termasuk di antaranya dengan pembentukan Konsorsium. "Wacana apapun kita dukung, tapi komitmen ke depan seperti apa? Pemkot siap menjembatani persoalan yang ada," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Gak bisa dibuat sampingan kalau menangani Persebaya, harus total," kata Whisnu Sakti Buana usai menghadiri rapat paripurna di DPRD Surabaya, Kamis.
Namun, lanjut dia, karena posisinya sedang menjabat jabatan publik, sementara untuk memimpin klub Persebaya membutuhkan totalitas. Maka, sulit bagi dirinya untuk terlibat dalam manajemen Klub kebanggaan Kota Surabaya.
Selain itu, lanjut dia, persoalan kerusuhan yang kerap mewarnai di setiap pertandingannya juga menjadi pertimbangannya untuk tidak ikut campur masalah Persebaya.
"Kita ingin benahi, tapi komitemennya bagaimana. Kalau kalah rusuh, buat apa. Ya yang tertib lah," katanya.
Menurut Whisnu, sebenarnya dirinya tak menginginkan Persebaya pecah. Dirinya sebelumnya berniat untuk menjembatani antar dua pihak yang berselisih, yakni Persebaya 1927 dan Bhayangkara Surabaya United.
Namun, karena keduanya bersikukuh yang legal, maka persoalan tak terselesaikan. "Jadi, tadinya saya ingin jembatani. Cuma dua-duanya ternyata sama-sama kaku," katanya.
Mantan Wakil Ketua DPRD surabaya ini mengatakan sebenarnya dirinya pernah terlibat dalam manajemen Persebaya. Kala itu, dirinya pernah menjadi Ketua Panpel Persebaya. Bahkan, semasa ia menjabat, Persebaya meraih juara liga.
"Tapi kalau kemudian kerusuhan dan urusannya nyawa. Ini yang tak saya inginkan," katanya.
Whisnu menambahkan untuk menjembatani masalah anggaran klub, pihaknya bersedia menjembatani untuk mencarikan investor. Atau, jika memungkinkan, pementah kota membentuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), guna menaungi klub Persebaya.
"Makanya perlu duduk bersama, kalau perlu membentuk BUMD, nanti kita bicarakan dengan DPRD," ujarnya.
Ia mendukung apapun wacana yang berkembang dalam memajukan Persebaya, termasuk di antaranya dengan pembentukan Konsorsium. "Wacana apapun kita dukung, tapi komitmen ke depan seperti apa? Pemkot siap menjembatani persoalan yang ada," katanya. (*)
Editor : Tunggul Susilo
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016