Surabaya, (Antara Jatim) - Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) kecewa dengan anjloknya harga lelang gula, dari sepekan sebelumnya seharga Rp12.775/kg dan Rp12.350/kg, menjadi berada pada level terendah Rp11.004/kg dan tertinggi Rp12.189/kg.

Ketua Harian Dewan Pimpinan Daerah (DPD) APTRI PTPN XI Sukamdani Edy Sukamto, Senin mengatakan anjloknya harga lelang gula ini merugikan petani, dan diduga karena masuknya 1.000 ton gula impor (white sugar) dari Thailand ke pasar Jatim.

Selain itu, juga mulai digilingnya raw sugar sebagai bahan baku gula putih oleh PT KTM yang diduga menjadi pemicu anjloknya harga gula petani tebu rakyat (PTR).
    
"Jujur saja, petani kecewa terhadap langkah yang diambil pemerintah, baik melalui Bulog maupun pemberian izin pengolahan raw sugar untuk PT KTM di tengah masa panen raya tebu,” kata Edy dalam keterangan persnya di Surabaya.

Untuk itu, kata Edy akan mempertanyakan permasalahan tersebut ke pemerintah, sebab hal ini adalah sikap inkonsistensi pemerintah terhadap petani tebu dan industri gula nasional.

"Kami akan mempertanyakan masalah ini secepatnya,” tegas dia.

Ia mengatakan, dalam pelaksanaan lelang gula PTR di Gedung Rapat Utama PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI pada 29 Juli 2016 kemarin, sebanyak 8.720.191 ton gula PTR dari 15 pabrik gula (PG) di lingkungan N11 (minus PG Kanigoro) dihargai terendah, yakni berada di level Rp 11.004/kg dan tertinggi Rp. 12.189/kg.

Hal ini, kata Edy, berbeda dibanding lelang sepekan sebelumnya di PG Kebon Agung yang harga lelangnya masih di level Rp12.775/kg, dan lelang di PG Madukismo pada level Rp12.350/kg.

Sementara salah seorang peserta lelang Wang Seng mengatakan digelontornya 1.000 ton gula dari Thailand ke pedagang yang kemudian mengedarkannya di pasar Jatim menjadi salah satu penyebab turunnya harga gula PTR.

"Kalau Bulog melepas harga gula ke pedagang di level Rp11.500/kg yang kemudian melempar barangnya ke pasar Jatim, lantas kami harus membeli gula PTR di level berapa ?, Mohon maaf kalau kami harus berhitung betul dalam menetapkan harga pembelian gula PTR," katanya.
    
Wang Seng juga menduga yang menjadi pemicu turunnya harga lelang gula lainnya adalah mulai digilingnya raw sugar oleh PG Swasta (PT Kebun Tebu Mas/PT KTM).

Sementara berdasarkan data yang dihimpun media center APTRI, PT KTM  telah menerima kiriman raw sugar sebanyak 25.370 ton dari PT Dirgantara Surya Perdana menggunakan truk ber nopol L 8277 UV, dan raw sugar itu diangkut oleh kapal Xing Zun Hal.

Menanggapi hal itu, salah seorang pejabat Bulog yang tidak mau disebutkan namanya mengakui telah melepas 1.000 ton white sugar ke pedagang pada level harga Rp11.500/kg, namun demikian dia menegaskan gula itu bukan untuk alokasi pasar di wilayah Jatim.

"Alokasi untuk Jatim masih belum kami lepas, saya pastikan itu. Tetapi saya tidak tahu kalau pedagang melempar gula tersebut ke pasar Jatim, karena setelah ditangan pedagang, masalah pendistribusian ke pasar tidak menjadi kewenangan kami. Kami tidak tahu kalau gula tersebut merembes ke pasar Jatim," katanya.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016