Banyuwangi (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur menggandengn Bank Tabungan Negara  membangun 1.000 "homestay" di desa-desa wisata dengan konsep yang menyuguhkan atraksi wisata.

Bupati Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Jumat mengatakan program 1.000 homestay itu tidak hanya menawarkan sebuah paket hunian untuk menginap saja, namun juga menyuguhkan atraksi wisata khas daerah paling timur Pulau Jawa itu.

"Di homestay tersebut ada aktivitas masyarakat yang bisa menjadi atraksi wisata. Misalnya proses pembuatan kopi, pembuatan gula kelapa, atau melihat seni barong dan tari gandrung," kata Anas saat bertemu Direktur BTN Handayani di Banyuwangi.

Konsep itu, katanya, sebenarnya adalah oleh-oleh dari Presiden Jokowi usai melakukan kunjungan dari Korea Selatan, beberapa waktu lalu. Di Negeri Gingseng itu, Jokowi menginap di homestay. Selama menginap Jokowi bisa melihat masyarakat membuat kimchi yang merupakan makanan khas Korea dan aktivitas masyarakat lainnya. Konsep itulah yang akan dikembangkan ke Banyuwangi.

Untuk merealisasikan rencana pembangunan hometsay tersebut PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk bakal menyediakan skema pembiayaan lunak bagi warga yang berminat menjalankan bisnis homestay.

"Kami akan dukung dari sisi pembiayaan untuk membangun homestay di lokasi wisata yang diinginkan sehingga masyarakat bisa ikut menikmati peningkatan kinerja sektor pariwisata di Banyuwangi," kata Handayani.

Dia mengatakan, skema pembiayaan homestay tersebut sangat ringan, yaitu uang muka hanya satu persen dan bunga hanya lima persen dengan tenor hingga 20 tahun.

"Target kami membangun 1.000 homestay. Masyarakat silakan mengajukan permohonan ke kantor BTN," ujar Handayani.
     
Syaratnya, kata Handayani, tanah yang akan dijadikan homestay atas nama pribadi dengan luasan tanah minimal 200 m2. Kredit yang bisa diberikan oleh BTN untuk satu homestay hingga Rp116 juta. Selain homestay baru, BTN juga siap membiayai rumah yang akan direnovasi untuk menjadi homestay. Plafon kreditnya mencapai Rp50 juta per rumah.

"Untuk desainnya, harus mengadopsi kearifan lokal," ucapnya.

Untuk mendukung program homestay ini, lanjut Handayani, BTN juga menggandeng dua BUMN lain, yakni PT Patra Jasa (anak usaha Pertamina) dan ITDC (Indonesia Tourism Development Corporation).      "Kami ada program sinergi BUMN. Bersama Patra Jasa dan ITDC, kami akan mendampingi dan melatih warga yang mengelola homestay," ujar Handayani.

Saat ini ada 17 desa/kelurahan yang ditunjuk sebagai area pengembangan homestay oleh Pemkab Banyuwangi. Desa yang ditunjuk merupakan desa-desa yang memiliki potensi wisata dan kearifan lokal.

Desa tersebut antara lain Kelurahan Temenggungan (Kecamatan Kota Banyuwangi), Gombengsari (Kalipuro), Desa Bakungan dan Kampunganyar (Glagah), Banjar dan Tamansari (Licin), Kandangan (Pesanggaran), Sumberasri (Purwoharjo), dan Kalipait (Tegaldlimo). (*)

Pewarta: Masuki M. Astro

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016