Damaskus, (Antara/Xinhua-OANA) - Kementerian Luar Negeri Suriah pada Selasa (19/7) mendesak PBB agar mengutuk serangan udara Prancis, yang ditujukan ke satu kota kecil di Suriah Utara, dan menewaskan 120 warga sipil, kata kantor berita resmi Suriah, SANA.
Kementerian tersebut menyatakan pesawat tempur Prancis, bagian dari koalisi anti-teror pimpinan AS, menyerang Desa Tukhan Al-Kubra di pinggir utara Kota Kecil Manbej di Provinsi Aleppo pada Selasa pagi. Pesawat itu melakukan pembantaian berdarah terhadap warga sipil di sana.
Seluruh anggota banyak keluarga habis sekibat pemboman gencar oleh Angkatan Udara Prancis, kata Kementerian tersebut di dalam pernyataan yang dikirim ke PBB dan organisasi yang berafiliasi pada badan dunia tersebut.
"Agresi Prancis telah menewaskan 120 warga sipil, kebanyakan adalah anak kecil, perempuan dan orang tua," kata pernyataan itu, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu pagi. Ditambahkannya, nasib puluhan warga sipil lain masih belum diketahui.
Pada Selasa pagi, beberapa laporan mengenai serangan udara yang ditujukan ke Manbej pertama kali disiarkan oleh Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia.
Kelompok pengawas tersebut menyatakan koalisi pimpinan AS menyerang Manbej, sebagian bagian dari bentrokan militer yang dilancarkan di sana antara IS dan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) --kelompok gerilyawan Suriah dukungan AS, yang melancarkan serangan di bawah lindungan udara AS pada Mei lalu untuk menguasai kota kecil
itu.
Kementerian Suriah tersebut menyatakan pesawat tempur AS melancarkan serangan udara terhadap Mandej pada Senin (18/7), dan menewaskan 20 warga sipil.
Kementerian itu menuduh koalisi tersebut mengarahkan senjatanya terhadap warga sipil yang tidak berdosa dan prasarana, bukan mengarahkannya ke kelompok teror.
Suriah menekankan siapa pun yang ingin memerangi pelaku teror harus berkoordinasi dengan Pemerintah Suriah," kata pernyataan tersebut.
Pernyataan Barat mengenai oposisi moderat di Suriah, katanya, telah membuat malu dan tak bisa diterima.
"Amerika Serikat, Qatar, Prancis, Arab Saudi dan Inggris terus mendukung kelompok pelaku teror di Suriah, yang menjadi tanda jelas mengenai keterlibatan negara itu dengan kelompok pelaku teror," kata Kementerian tersebut.
Kementerian itu menambahkan kejahatan semacam itu akan membuat menghalangi militer Suriah untuk melaksanakan kewajibannya dalam memerangi kelompok teror.
Koalisi "anti-teror" pimpinan AS telah mendukung SDF untuk merebut kembali kota kecil tersebut sejak Mei, dan sejauh ini mengepung petempur IS serta tak kurang dari 100.000 warga sipil di kota kecil itu.
Manbej memiliki kepentingan strategis bagi gerilyawan dukungan AS karena lokasinya di dekat Turki. Merebut Manbej akan melucuti kubu penting IS di dekat Turki.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
Kementerian tersebut menyatakan pesawat tempur Prancis, bagian dari koalisi anti-teror pimpinan AS, menyerang Desa Tukhan Al-Kubra di pinggir utara Kota Kecil Manbej di Provinsi Aleppo pada Selasa pagi. Pesawat itu melakukan pembantaian berdarah terhadap warga sipil di sana.
Seluruh anggota banyak keluarga habis sekibat pemboman gencar oleh Angkatan Udara Prancis, kata Kementerian tersebut di dalam pernyataan yang dikirim ke PBB dan organisasi yang berafiliasi pada badan dunia tersebut.
"Agresi Prancis telah menewaskan 120 warga sipil, kebanyakan adalah anak kecil, perempuan dan orang tua," kata pernyataan itu, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu pagi. Ditambahkannya, nasib puluhan warga sipil lain masih belum diketahui.
Pada Selasa pagi, beberapa laporan mengenai serangan udara yang ditujukan ke Manbej pertama kali disiarkan oleh Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia.
Kelompok pengawas tersebut menyatakan koalisi pimpinan AS menyerang Manbej, sebagian bagian dari bentrokan militer yang dilancarkan di sana antara IS dan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) --kelompok gerilyawan Suriah dukungan AS, yang melancarkan serangan di bawah lindungan udara AS pada Mei lalu untuk menguasai kota kecil
itu.
Kementerian Suriah tersebut menyatakan pesawat tempur AS melancarkan serangan udara terhadap Mandej pada Senin (18/7), dan menewaskan 20 warga sipil.
Kementerian itu menuduh koalisi tersebut mengarahkan senjatanya terhadap warga sipil yang tidak berdosa dan prasarana, bukan mengarahkannya ke kelompok teror.
Suriah menekankan siapa pun yang ingin memerangi pelaku teror harus berkoordinasi dengan Pemerintah Suriah," kata pernyataan tersebut.
Pernyataan Barat mengenai oposisi moderat di Suriah, katanya, telah membuat malu dan tak bisa diterima.
"Amerika Serikat, Qatar, Prancis, Arab Saudi dan Inggris terus mendukung kelompok pelaku teror di Suriah, yang menjadi tanda jelas mengenai keterlibatan negara itu dengan kelompok pelaku teror," kata Kementerian tersebut.
Kementerian itu menambahkan kejahatan semacam itu akan membuat menghalangi militer Suriah untuk melaksanakan kewajibannya dalam memerangi kelompok teror.
Koalisi "anti-teror" pimpinan AS telah mendukung SDF untuk merebut kembali kota kecil tersebut sejak Mei, dan sejauh ini mengepung petempur IS serta tak kurang dari 100.000 warga sipil di kota kecil itu.
Manbej memiliki kepentingan strategis bagi gerilyawan dukungan AS karena lokasinya di dekat Turki. Merebut Manbej akan melucuti kubu penting IS di dekat Turki.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016