Jember (Antara Jatim) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Jember mengalami peningkatan yakni pada tahun 2015 sebesar 63,04 ,  meningkat sebesar 0,4 poin dibandingkan IPM pada tahun 2014 sebesar 62,64, namun pertumbuhan tersebut dinilai tergolong lambat.

Kepala BPS Jember Indria Purwaningsih di Jember, Senin mengatakan pada tahun 2015 pembangunan manusia di Jember berstatus "sedang" dan masih sama dengan statusnya pada tahun 2014, sehingga IPM Jember pada tahun 2015 tumbuh sebesar 0,63 persen dibandingkan tahun 2014.

"Meskipun angkanya meningkat, namun pertumbuhan IPM di Jember tergolong lambat dibandingkan daerah lain," katanya.

Selama periode 2014 hingga 2015, lanjut dia, komponen pembentuk IPM juga mengalami peningkatan yakni bayi yang baru lahir memiliki peluang untuk hidup hingga 68,20 tahun pada tahun 2015 dan meningkat 0,40 tahun dibandingkan tahun 2014. 

Kemudian anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk bersekolah selama 12,01 tahun, meningkat 0,01 tahun dibandingkan pada 2014. Sementara itu, penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 5,76 tahun, meningkat 0,13 tahun dibandingkan tahun sebelumnya.

Pengeluaran per kapita disesuaikan (harga konstan 2012) masyarakat telah mencapai Rp8,26 juta pada tahun 2015, meningkat Rp28.620 dibandingkan tahun sebelumnya.

Kepala Seksi Neraca Wilayah dan Analisis BPS Jember Lulu Lutfiasari mengatakan ada perubahan metode perhitungan IPM karena sebelumnya dengan rata-rata ukur, sekarang dengan menggunakan rata-rata geometri.

"Untuk tahun-tahun sebelumnya yang dihitung faktor angka harapan hidup, angka kematian bayi (AKB), rata-rata lama sekolah dan pendapatan perkapita, namun tahun ini AKB tidak ada, tetapi diganti harapan lama sekolah dan penilaian juga sekarang berubah tidak seperti tahun-tahun seblumnya," tuturnya.

Dari segi pertumbuhan untuk tahun 2015. lanjut dia, Kabupaten Jember berada di posisi yang cukup rendah yakni tiga terbawah dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur, dengan posisi terbawah ada Kabupaten Nganjuk dan Lamongan, kemudian Jember. Sementara untuk peningkatan IPM tertinggi ada Kabupaten Sampang, Kabupaten Blitar dan Pacitan.

Sedangkan untuk posisi yang paling tinggi yakni Kota Malang dengan posisi IPM sangat tinggi mencapai IPM 80,05 dan di Jatim hanya ada satu kabupaten/kota yang posisi IPM nya sangat tinggi.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016