Tulungagung (Antara Jatim) - Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Tulungagung, Yumar mengatakan minat tenaga kerja Indonesia asal daerahnya saat ini telah bergeser dari kerja pabrikan dan bangunan beralih ke sistem borongan di sektor perkebunan kelapa sawit.
    
"Kami tahu itu setelah melakukan pertemuan dengan kelompok TKI dan eks-TKI Tulungagung di Malaysia saat halalbihalal di wilayah Campurdarat beberapa waktu lalu," kata Yumar di Tulungagung, Jumat.
    
Tanpa menyebut rinci volume atau jumlah TKI yang beralih ke sistem kerja borongan sektor perkebunan kelapa sawit di Malaysia, Yumar mengatakan sudah ada beberapa TKI yang berperan sebagai pemborong buruh tanam kelapa sawit di Negeri Jiran.
    
Menurut dia, pola kerja TKI borongan ini adalah mengkoordinir TKI-TKI lain yang dipekerjakan di sejumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit dengan sistem borongan.
    
"Banyak TKI Tulungagung memilih sistem borongan ini karena gaji atau insentifnya jauh lebih besar. Rata-rata mereka setahun pulang sudah bisa beli mobil baru dengan harga ratusan juta," katanya.
    
Yumar memperkirakan TKI yang bekerja secara borongan sebagai buruh tanam kelapa sawit mendapat honor hingga Rp30 jutaan per bulan.
    
"Pekerjaan (tanam) itu terus berkelanjutan sehingga jika setahun bekerja hasilnya tentu besar. Berbeda jika TKI ini bekerja di pabrik atau sektor bangunan yang honornya di kisaran Rp4 juta hingga Rp8 juta per bulan," tuturnya.
    
Secara keseluruhan, jumlah TKI asal Tulungagung yang saat ini tercatat resmi bekerja di luar negeri berjumlah sekitar 24 ribu orang, dan 4 ribu lainnya dalam proses administratif.
    
Dari jumlah itu, dominasi negara tujuan TKI adalah Hongkong dan Taiwan, disusul Malaysia, Singapura, Brunei, Korea, Jepang, Arab Saudi dan beberapa negara Timur Tengah, Eropa serta Amerika Serikat.
    
"Jumlah TKI di Malaysia yang tercatat 'by name by address' (nama dan alamat lengkap) mungkin sekitaran 5 ribuan. Tapi yang tidak tercatat atau ilegal jauh lebih banyak. Ada satu desa di Tulungagung yang 90 persen warganya menjadi TKI ilegal di Malaysia ini," kata Yumar.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016