Surabaya, (Antara Jatim) - Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jatim mendorong agar pemprov setempat menggenjot ekspor komoditas kayu, mebel dan beberapa produk laut pada semester II 2016, karena hingga Mei 2016 neraca perdagangan Jatim hanya bertumpu pada dua komoditas yakni emas dan perhiasan.

"Jangan sampai fokus ke emas dan perhiasan, karena aktivitas produksi perhiasan tidak termasuk dalam fundamental perekonomian Jatim. Jadi, agak sulit jika pemerintah terus bertumpu pada sektor ini di semester II," ucap Kepala Kantor Perwakilan BI Jatim, Benny Siswanto di Surabaya, Jumat.

Untuk itu, kata Benny, pihaknya mendorong Pemprov Jatim untuk meningkatkan ekspor komoditas lain seperti kayu, furnitur dan produk hasil laut.

"Berdasarkan data BPS Jatim, neraca perdagangan Jatim pada Mei 2016 mengalami surplus 1,08 miliar dolar AS. Sedangkan nilai ekspor Jatim hingga Mei 2016 mencapai 8,4 miliar dolar AS," katanya. 

Dari data itu, kata Benny, ekspor permata dan emas berkontribusi hingga 40 persen atau sebesar 4 miliar dolar AS, dan Swiss menjadi negara tujuan ekspor terbesar, disusul Jepang dan Amerika Serikat. 
 
"Sebelumnya Tiongkok menjadi negara tujuan ekspor terbesar, namun karena ekonomi negara itu sedang melambat, Pemprov Jatim mampu membuka pasar ekspor perhiasan ke Eropa, dana cukup menguntungkan," katanya.

Namun demikian, Kepala Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah BI Jatim, Taufik Saleh meminta agar pemprov tidak terlena dan mewanti-wanti tidak terus mengandalkan emas dan permata. 

"Ini karena ekspor perhiasan dan permata ke Swiss merupakan fenomena jangka pendek, dan bisa jadi peningkatan ini hanya sementara," katanya.

Untuk itu, Taufik berharap agar pemprov bergerak cepat mampu membuka pasar ekspor baru untuk beberapa komoditas unggulan, sebab Jatim mempunyai banyak komoditas yang bisa ditawarkan, yakni selain kayu dan hasil laut juga memiliki furniture yang bisa diandalkan sebagai komoditas ekspor. 
     
"Jika komoditas tersebut bisa diterima pasaran, otomatis neraca perdagangan Jatim pasti akan surplus pada akhir tahun 2016, tanpa bergantung dari emas dan perhiasan," katanya.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016