Lumajang (Antara Jatim) - Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) membuka kembali jalur pendakian Gunung Semeru yang berketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) sejak Selasa, meskipun tim SAR masih melakukan pencarian terhadap pendaki yang hilang di gunung setempat.

"Berdasarkan hasil rapat evaluasi pembukaan jalur pendakian Gunung Semeru dan berakhirnya kegiatan SAR, maka pendakian Semeru kembali dibuka mulai hari ini," kata Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah III Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Budi Mulyanto saat dihubungi di Lumajang, Jawa Timur, Selasa.

Menurut dia, pembukaan jalur pendakian gunung tertinggi di Pulau Jawa itu dengan ketentuan yakni batas pendakian hanya sampai Kalimati dan pendaki dilarang keras naik melalui jalur selain Ranu Pani.

"Ketentuan dan syarat pendakian Gunung Semeru selengkapnya dapat dilihat di www.bromotenggersemeru.org, sehingga pendaki yang akan naik ke Semeru harus mengikuti syarat dan ketentuan yang sudah ditetapkan," tuturnya.

Sementara itu, pencarian pendaki yang hilang di Gunung Semeru Lionel Du Creaux (26) diperpanjang hingga tujuh hari lagi sesuai dengan permintaan keluarga dan Konsulat Kehormatan Swiss di Surabaya.

Ia menegaskan pembukaan jalur pendakian Gunung Semeru tersebut tidak akan mengganggu kegiatan SAR tambahan yang saat ini masih berlangsung untuk mencari pendaki asal Swiss yang belum ditemukan.

"Tim sudah memetakan pergerakan pendaki yang hilang (survivor) sesuai dengan kondisi awal dan pencarian dilakukan di luar jalur pendakian, sehingga kegiatan pencarian survivor tidak akan terganggu dengan kunjungan wisatawan yang mendaki Semeru," katanya.

Untuk mengantisipasi kejadian yang serupa, lanjut dia, petugas TNBTS sudah memperbaiki dan memasang sejumlah rambu-rambu pendakian yang mudah dikenali pendaki dengan memberikan warna rambu yang mencolok.

"Sebagian rambu-rambu pendakian hilang karena bencana alam, sehingga pendaki terkadang tersesat saat turun dari gunung yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl itu. Namun, rambu-rambu yang menuju ke puncak Semeru hanya diperuntukkan petugas TNBTS yang melakukan patroli, bukan untuk pendaki," tuturnya.

Menurut Budi, pengawasan akan lebih ditingkatkan saat memberikan pengarahan singkat (briefing) kepada para pendaki di Pos Ranu Pani, sebelum mereka melakukan pendakian ke Gunung Semeru.

"Kami juga akan memberikan papan pengumuman tentang bahayanya naik ke puncak Semeru (Mahameru) seiring dengan aktivitas gunung yang masih berstatus waspada atau level II, sehingga pendaki akan berpikir ulang untuk menerobos ke Mahameru karena membahayakan keselamatan mereka," katanya menjelaskan.

Sebelumnya, seorang pendaki asal Swiss bernama Lionel Du Creaux (26) dinyatakan hilang saat mendaki secara ilegal di jalur pendakian Gunung Semeru dan laporan hilangnya pendaki tersebut baru dilaporkan rekannya Alice Guignard kepada petugas Resort di Pos Ranu Pani TNBTS pada 7 Juni 2016.

Hingga kini tim SAR gabungan masih terus melanjutkan pencarian terhadap survivor dengan biaya operasional ditanggung sepenuhnya oleh pihak keluarga dan Konsulat Kehormatan Swiss hingga 25 Juni 2016.(*)
     

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016