Dar es Salaam (Antara) - Tujuh orang tewas akibat penyakit aneh di Tanzania Tengah, dan 14 orang dibawa ke rumah sakit untuk dirawat, kata Menteri Kesehatan negara Afrika Timur itu Ummy Mwalimu (19/6).

Mwalimu mengatakan penyakit tersebut melanda distrik Chmela dan Kondoa di Wilayah Dodoma di bagian tengah negeri tersebut, sehingga membuat panik warga di daerah itu.

"Pemerintah mengetahui mengenai penyakit tersebut pada 13 Juni melalui Kantor Kepala Pejabat Medis bagi Wilayah Dodoma," kata menteri kesehatan Tanzania dalam satu taklimat.

Ia mengatakan kondisi itu dimulai dengan laporan bahwa sembilan orang dari satu keluarga di Dewa Mwaikisabe di distrik Chemba jatuh sakit setelah makan daging sapi, yang disembelih setelah satu kakinya patah akibat peristiwa yang tidak diketahui.

Namun, beberapa orang yang juga makan daging sapi yang sama tetap hidup, sehingga pemerintah memperluas upayanya untuk memeriksa penyakit apa itu dan penyebabnya.

Mwalimu mengatakan pasien lain dari Desa Soya, Itolwa, Kelema balai, Gubali, Chemka, Kintima dan Ilesi di Chemba dan satu dari Ubembeni di Kondoa dilaporkan mengalami kondisi kesehatan serupa.

"Semua pasien tersebut memperlihatkan gejala muntah dan buang air besar. Mata mereka dan beberapa bagian tubuh mereka juga berwarna kuning," kata Mwalimu, sebagaimana dikutip Xinhua.

Ia menambahkan semua korban juga merasakan sakit di perut dan dalam waktu singkat, perut mereka dipenuhi air.

Penyelidikan awal telah memperlihatkan, penyakit itu bukan demam kuning tapi beberapa ahli medis juga memeriksa kemungkinan penyakit tersebut adalah Demam Lembah Rift.

Petugas medis Wilayah Dodoma James Kiologwe menyampaikan pendapat yang sama dengan Mwalimu dan menyatakan penyakit itu kemungkinan akibat aflatoksin.

Aflatoksin merupakan segolongan senyawa toksik (mikotoksin, toksin yang berasal dari jamur) yang dikenal mematikan dan karsinogenik bagi manusia dan hewan. Aflatoksin telah dikaitkan dengan bermacam penyakit, seperti aflatoksikosis, pada ternak, hewan peliharaan dan manusia di seluruh dunia.

"Pada dasarnya mungkin akibat gandum yang disimpan dalam kondisi jelek tapi secara keseluruhan, semuanya akan diketahui ketika kami menyelesaikan seluruh pemeriksaan pada pasien dan sampel yang dikumpulkan dari muntah, kotoran dan lain-lain," kata Kiologwe.

Menteri tersebut mengatakan pemerintah telah membentuk satu tim ahli untuk memastikan penyebab kematian itu.

Ia mengatakan tim tersebut terdiri atas para ahli dari Rumah Sakit Nasional Muhimbili, Kepala Ahli Kimia Pemerintah, Lembaga Obat dan Pangan Tanzania (TFDA) dan timpalan mereka dari Kementerian Pertanian, Perikanan dan Pembangunan Ternak serta yang lain dari Kantor Perdana Menteri --Lembaga Pemerintah Lokal dan Pemerintah Regional. (*)

Pewarta: Supervisor

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016