Tulungagung (Antara Jatim) - Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Rabu melakukan pemeriksaan acak terhadap sejumlah produk makanan-minuman untuk menu buka puasa (takjil) yang diperdagangkan warga di beberapa tepi ruas jalan raya kota Tulungagung.
    
Inspeksi mendadak dilakukan sekitar pukul 15.30 WIB dan langsung menyasar beberapa pedagang takjil yang banyak membuka lapak dadakan di tepi jalan MT Haryono, Kelurahan Kepatihan, Tulungagung.
    
Hasilnya menurut Kasi Kefarmasian dan Perbekalan Kesehatan Dinkes Tulungagung Masduki, dari 23 sampel yang dilakukan pengujian langsung menggunakan tester khusus ditemukan beberapa yang posistif mengandung zat kimia berbahaya jenis boraks, rhodamin-B atau zat pewarna tekstil dan formalin.
    
"Hasil uji lab secara langsung di lokasi ditemukan banyak dagangan 'mamin' (makanan-minuman/takjil) yang mengandung zat berbahaya bagi kesehatan," ujarnya.
    
Masduki mengatakan, sasaran sidak sengaja dipilih berbagai jenis makanan takjil karena banyak dikonsumsi masyarakat untuk menu buka puasa ataupun sahur.
    
"Selain untuk bertujuan mengawasi, hasil pemeriksaan ini agar diketahui masyarakat sehingga lebih berhati-hati dan selektif dalam memilih menu takjil untuk berbuka puasa ataupun lainnya," ujarnya.
    
Masduki menuturkan, beberapa jenis makanan dinyatakan posistif mengandung zat berbahaya antara lain kerupuk tahu yang terdeteksi mengandung boraks, cendol mengandung rhodamin-B, dan ikan asin mengandung formalin.
    
Zat-zat kimia berbahaya itu memang tidak langsung berdampak terhadap kesehatan manusia yang mengkonsumsinya, namun dalam jangka panjang akan terus menumpuk dan bisa memicu berbagai jenis penyakit kronis seperti efek penuaan, kanker, infeksi, ginjal, diabetes melitus, maupun lainnya.
    
"Kami imbau kepada masyarakat agar lebih jeli dan teliti dalam membeli ataupun mengkonsumsi makanan," ujarnya.
    
Masduki mengatakan, pedagang yang kedapatan menjual takjil mengandung zat kimia berbahaya tidak dilakukan penindakan ataupun sanksi tertentu, kecuali hanya sebatas pembinaan serta penyelidikan lebih lanjut.
    
"Hasil sidak akan dijadikan acuan kami untuk menelusuri asal-usul makanan takjil tadi dan apakah ada unsur kesengajaan yang bisa membahayakan konsumen yang mengkonsumsinya," kata Masduki.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016