Jakarta (Antara) - Pada masa ketika kaum muslim di Amerika Serikat menghadapi cibiran dan kefanatikan, sang legenda tinju dikenang sebagai wajah Islam damai nan sejati, kata para warga di kota kelahiran Muhammad Ali di Louisville.

Ratusan orang berbaris melewati rumah masa kecil Ali di Louisville Minggu waktu setempat lalu yang kini dijadikan museum yang didedikasikan untuk kehidupan menakjubkannya, demi menghormati juara dunia tiga kali yang dikenal dengan sebutan "The Greatest" (Yang Terbesar).

Orang-orang yang berkabung meletakkan bunga dan memento lainnya mengenang kepiawaian olah raganya dan aktivismenya, namun juga membincangan Ali serta keyakinan islamnya but dan mengenai bagaimana teladan dia menghalau stereotif mengenai Islam.

"Melihat apa yang terjadi belakangan ini, sepanjang waktu, Anda melihat di media citra buruk tentang muslim," kata Hamza Shah, seorang dokter di Louisville di mana Ali tumbuh dan pertama kali mengenal tinju.

"Satu orang yang membuat kita benar-benar  mendapatkan citra yang baik adalah Muhammad Ali, dan dia melambangkan apa Islam sejati itu," sambung Shah.

Desember tahun lalu calon presiden Partai Republik Donald Trump memicu kemarahan di mana-mana ketika dia menyarankan pelarangan sementara kepada semua muslim untuk masuk ke Amerika Serikat.

"Kita sebagai muslim harus bangkit berdiri menghadapi mereka yang menggunakan Islam demi memajukan agenda pribadinya sendiri," kata Ali, menegur keras proposal Trump itu.

Saat itu Ali berkata, "Saya meyakini para pemimpin politik kita semestinya menggunakan posisi mereka untuk membawa pemahaman mengenai agama Islam, dan mengklarifikasi bahwa para pembunuh sesat ini (para militan ekstremis muslim) telah menyesatkan pandangan orang mengenai Islam yang sebenarnya."

Orang jujur

"Dia berdiri sebagai orang yang dipercaya, dan negara-negara muslim memperhatikan orang yang tidak hanya benar namun juga menunjukkan belas kasih dan penyayang," kata imam Chicago Syed Hussein Shaheed.

Ali memang dihormati oleh seluruh dunia muslim, dari Pakistan sampai Indonesia, dari Arab Saudi sampai Malaysia dan di seluruh Afrika, berkat nilai-nilai yang dia bawa dan promosikan, sambung sang imam.

Pesan toleransi dan belas kasih ditunjukkan Minggu waktu AS lalu pada doa bersama lintas keyakinan demi menghormati Ali di Pusat Islam Louisville.

"Pada masa ketika seorang kandidat untuk posisi paling berkuasa di dunia mendorong kita untuk takut kepada mereka yang berbeda dari kita, kita memerlukan suara, kita memerlukan kehadiran Muhammad Ali," kata Derek Penwell yang memimpin sebuah gereja Kristen di Louisville.

Setelah Serangan 11 September 2001 ke kota York dan Washington, Ali dengan keras berpesan kepada warga Amerika untuk tidak menggeneralisasi bahwa semua orang muslim itu ekstremis.

"Islam adalah agama perdamaian. Islam tidak menganjurkan terorisme atau membunuh manusia," kata dia.

"Saya marah karena dunia fokus melihat sekelompok tertentu pengikut Islam yang menyebabkan kehancuran ini, padahal mereka bukan muslim sejati. Mereka adalah para fanatik yang rasis yang menyebut dirinya muslim, yang mengalalkan pembunuhan ribuan (orang tak berdosa)."

Dia mengulangi pesan itu pada Desember tahun lalu demi menjawab Trump dengan berkata, "Muslim sejati mengetahui bahwa kekerasan nan kejam dari orang-orang yang disebut jihadis islamis menentang prinsip paling mendasar agama kita."

Bakal calon presiden Partai Demokrat Bernie Sanders yang sedang bertarung menghadapi Hillary Clinton sebagai lawan Trump pada Pemilu AS November mendatang, berkata Sabtu pekan lalu bahwa Ali bukan hanya seorang atlet elite namu juga pembela sejati hak-hak sipil dan penganut sejati Islam.

"Kepada semua pendukung Donald Trump yang mengira sepantasnya berkata kepada kita bahwa mereka mencintai Muhammad Ali padahal mereka membenci warga muslim, pahamilah bahwa Muhammad Ali adalah muslim yang saleh yang menjalankan perintah agamnya dengan sangat serius," kata Sanders.

Ali akan dimakamkan Jumat pekan ini di Louisville, dan akan didahului oleh sebuab prosesi publik.

Prosesi lintas keyakinan akan dipimpin oleh Imam Zaid Shakir yang adalah sahabat Ali dan pendiri Zaytuna College, kampus seni Islam liberal pertama di AS yang akan memimpin pula shalat jenazah untuk Ali.

Mantan presiden Bill Clinton, jurnalis televisi Bryant Gumbel dan aktor Billy Crystal akan menjadi di antara orang yang menyampaikan eulogi pada prosesi pemakaman itu, demikian AFP. (*)

Pewarta: Supervisor

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016