Surabaya (Antara Jatim) - Pakar pengendalian air dan banjir ITS Surabaya Dr Umboro Lasminto ST MSc menyatakan Kota Surabaya sudah perlu memiliki Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk mengatasi banjir yang merupakan "langganan" kota metropolis itu.

"Surabaya itu merupakan kota yang posisinya lebih rendah dari air laut, sehingga banjir itu sangat potensial, meski tanpa hujan, karena itu perlu ada lembaga khusus untuk itu," kata dosen Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS Surabaya itu kepada Antara di Surabaya, Selasa.

Menanggapi banjir yang beberapa kali melanda kota itu dalam 3-4 bulan terakhir, ia mengatakan BPBD itu diperlukan karena upaya mengatasi banjir itu tidak cukup hanya diatasi oleh pemerintah sendiri, tapi perlu kerja sama antara pemerintah dan masyarakat, bahkan pemerintah pun harus membentuk tim yang khusus untuk menangani banjir itu.

"Kalau tidak ada tim khusus yang melibatkan pemerintah dan masyarakat, saya kira banjir di Surabaya akan sulit diatasi. Saya kira, 70 persen masalah banjir itu ada di perkampungan yang perlu penanganan khusus," katanya.

Selama ini, pemerintah kota hanya bisa menangani saluran atau drainase pada jalan-jalan utama yang mungkin hanya 30 persen, sedangkan permasalahan banjir justru terbanyak ada di perkampungan yang memerlukan penanganan khusus melalui BPBD.

"BPBD itulah yang bisa menggerakkan masyarakat, seperti halnya BPBD yang menangani bencana letusan gunung, bahkan BPBD itu bisa menggerakkan jajaran instansi terkait lainnya hingga kelurahan, polsek, dan koramil," katanya.

Menurut dia, faktor lain untuk pentingnya ada BPBD di Kota Pahlawan adalah banjir juga sama halnya dengan bencana alam yang lain yakni penanganannya lebih banyak ditentukan pengaturan sumber daya manusia.

"Pemerintah itu paling mungkin bisa membangun saluran seperti box culvert tapi kalau warganya buang sampah ke dalam box culvert itu justru lebih merepotkan, karena itu pelibatan masyarakat menjadi penting. Nah, BPBD itu strategis untuk menggerakkan masyarakat," katanya.

Apalagi, Surabaya Timur yang ada kampus ITS dan Unair di dalamnya, merupakan kawasan yang paling rendah di Surabaya, sehingga air laut pasang pun sudah bisa banjir, meski tanpa harus ada hujan, bahkan bila air pasang tidak segera surut pun akan semakin sulit teratasi. (*)

Pewarta: Edy M Yakub

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016