Bojonegoro (Antara Jatim) - Ketua PWI Jawa Timur, Akhmad Munir mengatakan wartawan harus mampu bekerja secara profesional dengan menjunjung kode etik jurnalistik sebagai usaha menjaga marwah wartawan.
"Siapa lagi yang menjunjung kode etik jurnalistik kalau tidak kita sendiri," katanya, di Bojonegoro, Kamis.
Dalam sambutannya di acara silahturahmi wartawan di Bojonegoro itu, ia menjelaskan label wartawan mengandung konsekuensi yang berat karena harus bisa bekerja secara profesional dengan menjunjung kode etik jurnalistik.
"Kami minta wartawan disini bisa bekerja dengan terus meningkatkan profesionalisme," ucapnya, menegaskan.
Ia juga mengharapkan PWI di daerah setempat yang sudah lama tidak ada kepengurusannya bisa dihidupkan kembali, karena banyak wartawan di daerah setempat yang menjadi anggota PWI.
Hanya saja, menurut dia, keanggotan wartawan yang menjadi anggota PWI di daerah setempat tidak diperpanjang sejak 2009.
"Saya mengharapkan PWI disini bisa hidup kembali," ucapnya, menegaskan.
Pada kesempatan itu, ia juga mengharapkan kalau kepengurusan PWI kabupaten setempat dengan masa bhakti 2016-2019 sudah terbentuk harus bisa menjalankan organisasi dengan benar.
"Jangan kemudian setelah dilantik hanya bekerja untuk kepentingan pribadi," tuturnya.
Ia menambahkan PWI Jawa Timur, sudah mengelar uji kompetensi wartawan (UKW) angkatan ke-16.
"Seluruh kawasan di Jawa Timur sudah tersentuh UKW yang digelar PWI Jawa Timur," ucapnya.
Dalam pemilihan pengurus PWI Kabupaten Bojonegoro hanya diikuti lima wartawan setempat yaitu Slamet Agus Sudarmojo (Antara), Sasmito Anggoro (suara Bojonegoro.com), Andik Benard (El Shinta), Toni Ade Irawan (radar) dan Mat Basir (Bhirawa).
Dari lima wartawan yang berhak dicalonkan sebagai ketua PWI yaitu Slamet Agus Sudarmojo dan Sasmito Anggoro.
Dalam pemilihan yang disaksikan undangan dari sejumlah wartawan di daerah setempat terpilih sebagai Ketua PWI Kabupaten Bojonegoro periode 2016-2019 yaitu Sasmito Anggoro. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Siapa lagi yang menjunjung kode etik jurnalistik kalau tidak kita sendiri," katanya, di Bojonegoro, Kamis.
Dalam sambutannya di acara silahturahmi wartawan di Bojonegoro itu, ia menjelaskan label wartawan mengandung konsekuensi yang berat karena harus bisa bekerja secara profesional dengan menjunjung kode etik jurnalistik.
"Kami minta wartawan disini bisa bekerja dengan terus meningkatkan profesionalisme," ucapnya, menegaskan.
Ia juga mengharapkan PWI di daerah setempat yang sudah lama tidak ada kepengurusannya bisa dihidupkan kembali, karena banyak wartawan di daerah setempat yang menjadi anggota PWI.
Hanya saja, menurut dia, keanggotan wartawan yang menjadi anggota PWI di daerah setempat tidak diperpanjang sejak 2009.
"Saya mengharapkan PWI disini bisa hidup kembali," ucapnya, menegaskan.
Pada kesempatan itu, ia juga mengharapkan kalau kepengurusan PWI kabupaten setempat dengan masa bhakti 2016-2019 sudah terbentuk harus bisa menjalankan organisasi dengan benar.
"Jangan kemudian setelah dilantik hanya bekerja untuk kepentingan pribadi," tuturnya.
Ia menambahkan PWI Jawa Timur, sudah mengelar uji kompetensi wartawan (UKW) angkatan ke-16.
"Seluruh kawasan di Jawa Timur sudah tersentuh UKW yang digelar PWI Jawa Timur," ucapnya.
Dalam pemilihan pengurus PWI Kabupaten Bojonegoro hanya diikuti lima wartawan setempat yaitu Slamet Agus Sudarmojo (Antara), Sasmito Anggoro (suara Bojonegoro.com), Andik Benard (El Shinta), Toni Ade Irawan (radar) dan Mat Basir (Bhirawa).
Dari lima wartawan yang berhak dicalonkan sebagai ketua PWI yaitu Slamet Agus Sudarmojo dan Sasmito Anggoro.
Dalam pemilihan yang disaksikan undangan dari sejumlah wartawan di daerah setempat terpilih sebagai Ketua PWI Kabupaten Bojonegoro periode 2016-2019 yaitu Sasmito Anggoro. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016