Lumajang (Antara Jatim) - Jalur pendakian Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut dan berada di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur masih ditutup sementara, setelah insiden hilangnya dua pendaki yang ditemukan selamat oleh tim SAR gabungan.

"Kami masih menutup jalur pendakian Semeru hingga batas waktu yang tidak ditentukan, meskipun dua pendaki yang hilang sudah ditemukan dalam kondisi selamat dan dibawa pulang keluarganya," kata Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru John Kennedie saat dihubungi dari Lumajang, Kamis.

Menurut dia, pihaknya masih akan melakukan evaluasi terhadap jalur pendakian gunung tertinggi di Pulau Jawa itu, setelah insiden yang menimpa dua pendaki asal Cirebon yang tersesat di puncak Gunung Semeru.

"Perlu dilakukan evaluasi dengan sejumlah pihak terhadap kejadian itu, sebelum membuka jalur pendakian Semeru untuk wisatawan, sehingga diharapkan tidak ada lagi pendaki yang nekat atau menerobos naik ke puncak Semeru (Mahameru)," tuturnya.

Ia menyayangkan tindakan sejumlah pendaki yang nekat naik ke Mahameru, meskipun pihaknya membatasi jalur pendakian gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut hanya sampai Kalimati saja.

"Batasan pendakian hingga ke Kalimati sesuai dengan rekomendasi PVMBG yang menyatakan jarak aman Gunung Semeru yang berstatus waspada yakni radius 4 kilometer dari puncak Jonggring Saloko karena berbahaya," katanya.

John mengakui tidak semua pendaki melanggar aturan dengan nekat naik ke Mahameru, namun masih banyak pendaki yang mematuhi rekomendasi TNBTS dan melakukan pendakian hingga Kalimati.

"Berbagai cara sudah kami lakukan yakni memberikan penjelasan kepada pendaki untuk tidak naik ke puncak, bahkan para pendaki sudah menandatangani surat pernyataan diatas materai untuk melakukan pendakian hingga Kalimati saja, namun hal itu masih dilanggar," ujarnya.

Pihak TNBTS, lanjut dia, memberikan catatan daftar hitam kepada para pendaki yang menerobos ke puncak Semeru, termasuk kepada rombongan pendaki asal Cirebon yang sempat dinyatakan hilang tersebut.

Sebelumnya, dua pendaki Semeru bernama Zirli Gita Ayu Safitri (17), pelajar asal Desa Bojong Kulon, Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon, dan Supyadi (27), asal Blok 4 Tegal Lempuyangan Lor, Tegal Gubug, Cirebon dinyatakan hilang pada Jumat (20/5), setelah mereka nekat naik ke puncak Semeru.

Tim SAR gabungan menemukan kedua survivor itu di air terjun Gunung Boto pada Selasa (24/5) dan keduanya dievakuasi ke Dusun Tawon Songo, Desa/Kecamatan Pasrujambe pada malam harinya untuk dibawa ke RS dr Hariyoto Lumajang, kemudian dibawa pulang keluarganya ke Cirebon pada Rabu (25/5).(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016