Atlet voli dari Brazil Ricardo Garcia dikenal luas sebagai tosser terbaik sepanjang masa karena kemampuannya untuk memanipulasi blocker lawan dan menciptakan peluang besar untuk spiker timnya.

Maka tak heran jika pevoli Indonesia menjadikannya idola dan panutan, termasuk tosser andalan tim voli putra Surabaya Samator Nizar Zulfikar yang mengantarkan lima kemenangan selama putaran final four di Bandung dan Yogyakarta serta kemenangan di final sehingga Samator menjuarai Proliga 2016.

"Dari SMP saya suka Ricardo Garcia, tosser pemain timnas Brazil. Saya suka permainannya," kata atlet kelahiran Bontang, 22 tahun lalu itu.

Ia sering melihat video-video permainan pemain Negeri Samba yang memboyong emas dalam Olimpiade 2004 Athena dan dan perak di Olimpiade 2012 London itu untuk dipelajari.

Sebenarnya bukan ketidaksengajaan ia mengidolakan Garcia. Sejak awal bermain voli di Sekolah Dasar, ia memang di posisi pengumpan.

"Dulu pertama kali jadi tosser karena ayah yang menyuruh saat tahu saya suka voli. Katanya, jadi tosser saja karena tinggi badan kurang," tutur pemain dengan tinggi 184cm itu.

Kecuali libero, tinggi badan putra dari Munawar dan Uminingsih itu memang berada di bawah rekan-rekan setimnya.

Kunci menjadi seorang tosser, ujar pemain bernomor delapan itu, harus jeli melihat blok dan mencari titik lemah untuk diserang.

Penerus jejak Didi Irawadi dan Bagus Wahyu yang bertugas menjadi pengatur serangan untuk tim itu sering berpasangan dengan spiker asal Kuba Reidel Toiran atau Rendy Tamamilang dalam mengecoh lawan dan mengeksekusi smash.

Sebagai seorang tosser, Nizar juga rajin melakukan blocking untuk menghalau smash-smash lawan.

Meski lebih banyak diturunkan daripada pemain asal Kuba Pedro Lopez Fernandez di putaran final four, Nizar merasa masih memiliki banyak kekurangan untuk diperbaiki dan akan terus berlatih.

Minimnya pengalaman dan kurang lihai melihat situasi permainan diakuinya kini masih menjadi kekurangannya.

"Saya masih mengolah diri sendiri dengan banyak berlatih dan tetap menonton idola bermain di video," ucap pemain yang bergabung dalam skuad tim kebanggaan warga Surabaya pada 2011 itu.

Meski dinilai dapat beradaptasi dengan baik di tim, ia merasa masih terdapat kendala dalam komunikasi di dalam tim karena para pemain jarang berkumpul di luar lapangan.

Adik pemain voli putri yang membela Kalimantan Timur, Lila Andini itu memiliki keinginan agar skuadnya lebih sering berkumpul untuk membangun kebersamaan yang dituntut di luar dan di dalam lapangan.

Sementara untuk target pencapaian ke depan, lelaki yang pernah mencoba olahraga renang dan tenis meja sebelum mendarat di voli itu menyebut sama seperti pemain voli pada umumnya, membela Tanah Air dan mempersembahkan yang terbaik. Selain itu, target lain yang ingin dicapainya adalah menikah sebelum berusia 25 tahun.

"Yang penting kerja dan nikah sebelum 25 tahun," kata si bungsu yang suka jalan-jalan dan jajan-jajan itu.

Tentang voli sendiri, ia menyimpan kekhawatiran pada menurunnya animo masyarakat pada olahraga permainan tim yang terdiri atas enam orang tersebut.

Contohnya, banyak masyarakat yang tidak mengetahui capaian timnas voli di ajang-ajang regional. Euforia atas prestasinya pun tidak semarak olahraga populer lain, seperti sepak bola atau bulu tangkis.

"Penyebab menurunnya animo masyarakat karena kurangnya kompetisi dan pemerintah kurang memperhatikan jadi dianggap sepele ini padahal di SEA Games 2015 menghasilkan perunggu," ucap dia.

    
Proyeksi Timnas

Pelatih Surabaya Samator Ibarsjah Djanu Tjahjono menuturkan Nizar memang baru musim ini dimaksimalkan, sedangkan sebelumnya lebih sering di bangku cadangan.

"Dari awal final four dia memang disiapkan karena berbeda karakter," katanya.

Pada musim sebelumnya, Samator memang lebih sering menurunkan pemain asing sebagai tosser, tetapi pada musim ini ia menggunakan tosser yang sesuai dengan kebutuhan dan strategi tim. Nizar dipilih untuk membingungkan pertahanan lawan.

"Pemain asing memang andalan di teknik dan mental, tetapi kami tidak selalu memasukkan pemain asing. Nizar ini bagus juga," ujar Ibarsjah.

Ia menyebut pemain muda itu salah satu yang performanya meningkat di Proliga musim ini.

Keunggulan Nizar sebagai tosser, menurut dia, adalah variasi umpan yang beragam. Para pemain lain pun merasa lebih cocok dengan umpan-umpan dari Nizar.

"Kemampuan dan kecakapannya juga bagus di smash dan block. Kalau untuk team work memang memerlukan proses," tutur dia.

Pelatih yang bersama Samator sejak 2013 itu berharap Nizar semakin matang dan dan lebih tenang seiring proses pembelajaran dan jam terbang.

Ia yakin ke depan pemain bernomor delapan itu dapat berlaga membela voli Merah Putih di laga yang bergengsi.

"Sebagai pengalaman, dia dengan jam terbang lebih banyak dapat menjadi pemain nasional yang bagus," tutur Ibarsjah. (*)

Pewarta: Dyah Dwi Astuti

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016