Surabaya (Antara Jatim) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengakui bila jaringan gas rumah tangga ini sangat membantu masyarakat Surabaya karena biaya juga lebih murah dan ringan.
    
"Ini saya juga minta PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Persero untuk pasang di rumah susun. Saya kasihan lihat warga rusun harus naik turun beli tabung Elpiji," kata Tri Rismaharini saat mendampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said di acara ground breaking pemasangan pipa gas di Surabaya, Senin.
    
Menurut dia, rumah susun yang mendapat kesempatan jaringan gas ini adalah rusun Wonorejo di Rungkut. Selain kampung Kedung Baruk, jaringan gas rumah tangga di kota Surabaya sudah ada di kampung Lontong di daerah Banyuurip dan kampung kue di Rungkut Lor.
    
Risma mengaku, di kampung lontong, sekarang rumah warga sudah bagus-bagus, tidak lagi seperti saat belum ada jaringan gas. Mereka masih menggunakan elpiji 3 kg atau Elpiji Melon dan mereka harus menumpuk Elpiji jenis itu hingga seperti gudang penjual Elpiji yang tentunya membahayakan.
    
"Sekarang dengan jaringan gas mereka aman, nyaman, rapi dan usahanya menanjak, hingga bisa memperbaiki rumah," kata Risma, sambil menyebut, jaringan gas di wilayah Surabaya, yang sudah dilayani PT PGN, mencapai  sekitar 15.000 rumah tangga, 142 UKM, 192 pelanggan komersial dan 163 industri besar.
    
Ketua RT 03/RW 01 Kelurahan Kedung Baruk, Kecamatan Rungkut, Nur Fauziah mengaku senang rumahnya sudah terpasang jaringan pipa kecil untuk gas yang akan dipakai sebagai bahan bakar dapur.
    
"Senang sekali. Sudah ada meterannya, sudah ada krannya. Tinggal nunggu gasnya dialirkan tiga bulan lagi," ujarnya.
    
Nurfaizah merupakan satu diantara 75 warga RT 03/RW 01 yang siap menerima jaringan gas rumah tangga di wilayah itu. Ibu rumah tangga yang membuka toko krancangan di sudut teras rumahnya itu, mengaku sebenarnya takut saat ditawari untuk menggunakan sambungan jaringan bahan bakar gas untuk dapurnya.
    
Namun ketika hitung-hitungan, dengan jaringan gas bisa lebih murah. "Saat ini, kami tiap bulan beli gas Elpiji 3 kg sebanyak tiga tabung. Per tabung Rp 18.000, dan sebulan lebih dari Rp 50.000," cerita Nurfauziah.
    
Sementara dengan jaringan gas ini, dirinya gratis sampai maksimal 1.000 kubik dan bila lebih, baru akan membayar Rp30.000. Informasinya untuk rumah tangga, sebulan bisa kurang dari 1.000 kubik itu. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016